Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Satelit milik PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) kapasitasnya hampir habis. Oleh karena itu perusahaan berniat untuk menambah kapasitas salah satunya dengan peluncuran satelit yang kedua.
Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BRI Indra Utoyo menjelaskan, kapasitas satelit akan habis pada 2023. Untuk itu perusahaan akan melakukan penambahan kapasitas dengan berbagai cara.
"Intinya kita butuh penambahan dari sisi kapasitas. Bagaimana bisa melayani ke depan mendukung operasional BRI. Ke depan sudah masuk broadband. Memang sudah berkembang pilihan teknologi lain namanya HTS. Diperkirakan 2023 satelit BRI sudah tidak mencukupi lagi, butuh tambahan kapasitas," ujarnya di Gedung BEI, Jakarta, Senin (19/8/2019).
Untuk melakukan hal itu, BRI kali ini tidak akan menanggung sendiri. Perusahaan akan menggandeng perusahaan telekomunikasi. Sebab sebenarnya tujuan utama BRI penambahan kapasitas bukan untuk meluncurkan satelit.
"Belum tentu peluncuran satelit baru. Kemungkinan ada sih, tapi juga bukan sendiri. Pasti merupakan joint. Karena kita juga tidak usah pakai semua juga," tambahnya.
BRI sudah melakukan due diligence dengan 15 perusahaan telko. Salah satu yang ikut di dalamnya termasuk Telkom.
BRI sendiri membuka berbagai skema kerja sama. Tujuannya untuk memenuhi bandwidth yang dibutuhkan BRI ke depannya. Termasuk memanfaatkan perusahaan telko yang memiliki kapasitas tak terpakai.
"Buat BRI kan yang penting bandwidth-nya, bukan peluncurannya. Yang penting ada bandwidth di atas. Kalau ada bandwidth di atas tidak dipakai ya kami pakai saja," tambahnya.
Meski begitu ada juga kemungkinan BRI akan menerbitkan satelit yang kedua. Namun penerbitannya akan dikerjasamakan dengan perusahaan telko yang terpilih. Kerja sama itu juga akan dilakukan melalui anak usahanya Satkomindo.
"Yang jelas sekarang duluan diversity dulu supaya tidak semua dari timur (103 derajat bujur timur). Kalau ada kapasitas di sini kan tinggal tukar. Jadi tidak semua numpuk di sana. Kedua kalau terkait dengan broadband-nya nanti masih perlu waktu karena harus disiapkan bersama. Karena broadband kan satelit baru," tutupnya. dtc