Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.comNusa Dua. Pemerintah menargetkan ada 10 perjanjian perdagangan internasional yang bakal diselesaikan hingga akhir 2019. Perjanjian itu adalah Indonesia-Iran PTA, Indonesia-Mozambik PTA, Indonesia-Turki CEPA, Indoneisa-Tunisia PTA, Indonesia-Japan EPA, Indonesia-Korea CEPA, Regional Comrehensive Economic Partnership, Indonesia-European Union CEPA, ASEAN-Australia-Selandia Baru FTA, dan ASEAN-India FTA.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengungkapkan, ke depannya tantangan yang harus dihadapi ialah bagaimana mengimplementasikan kesuksesan kerja sama perdagangan yang telah terjalin sehingga memberikan manfaat optimal bagi perekonomian negara.
"Semua yang selesai 2019 itu baru akan bisa diterapkan pada 2020 karena harus melalui proses ratifikasi terlebih dulu. Tapi itu memang harus dilakukan, jika tidak, semakin tertinggal dengan Negara lain," ujar Enggar saat ditemui di sela Indonesia Africa Infrastructure Dialogue (IAID) di Nusa Dua, Bali, Rabu (21/8/2019).
Selagi menunggu proses ratifikasi, para pelaku usaha bisa meningkatkan investasi untuk mendorong ekspor ke negara-negara mitra yang telah memiliki perjanjian dagang dengan Indonesia.
"Mau investasi berapa, bangun pabrik berapa, itu sudah bisa direncanakan. Proses dagangnya memang masih nanti, tapi mereka sudah bisa mulai siap-siap dari sekarang. Itu sentiment positif," tuturnya.
Selama 2015 hingga semester pertama 2019, pemerintah telah menyelesaikan tujuh kesepakatan dagang dengan Chili, Palestina, Pakistan, Australia, dan EFTA. Sedangkan dua lainnya merupakan perjanjian yang melibatkan ASEAN dengan Hong Kong dan Jepang.
Dengan demikian, dalam lima tahun terakhir, akan ada 17 perjanjian dagang yang akan dirampungkan.
Jumlah tersebut sangat jauh meningkat dibandingkan capaian yang diraih dalam 11 tahun terakhir. Kementerian Perdagangan mencatat, selama periode itu Indonesia hanya mampu melaksanakan tujuh perjanjian dagang baik dalam lingkup bilateral maupun regional.(dtf)