Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Denpasar. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai Indonesia masih tertinggal dalam hal inovasi teknologi. JK lalu mengungkapkan sindirannya, jika negara maju diukur dari jumlah peraturan, Keputusan Presiden (Kepppres) hingga acara seremonial, maka Indonesia negara paling maju di dunia.
"Sekiranya suatu negara maju dengan peraturan, dengan Keppres, dengan upacara, hari-hari (peringatan), dengan segala macam aturan-aturan, maka Indonesia negara yang termaju di dunia ini," kata JK dalam sambutannya di acara peringatan Hakteknas 2019 di Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala Renon, Denpasar, Bali, Rabu (28/8/2019).
JK mengungkapkan, masih banyak pekerjaan besar bagi Indonesia untuk terus berinovasi di bidang teknologi. Dia pun mengingatkan agar tidak perlu banyak melakukan upacara seremonial dan peringatan seperti peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) yang dihadirinya di Bali hari ini.
"Kita tak bisa maju dengan upacara seperti ini saja. Kadang-kadang kita cepat puas dengan datang ke acara seperti ini saja. Kita lupa ke lab, banyaknya ke acara, ke resepsi. Padahal kemajuan itu ada di lab, bukan di upacara," paparnya.
JK lalu membandingkan Indonesia dengan Cina dalam hal inovasi teknologi. Dikatakannya, Cina hanya memiliki 2.500 universitas dan Indonesia memiliki 4.500 universitas. Namun Cina lebih maju dalam hal inovasi teknologi.
"Artinya apa, jumlah universitas tidak relevan dengan hasilnya. Yang penting adalah entreveseu-nya, ketulusannya, fokusnya, dan sebagainya," paparnya.
JK lalu meminta Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menjadikan peringatan Hakteknas untuk mengevaluasi kembali kekurangan Indonesia dalam hal inovasi teknologi.
"Apa yang baik dibanding tahun lalu, apa yang bersaing dengan negara-negara lain, itu salah satu cara kita memperingati (Hakteknas). Sama dengan memperingati hari ulang tahun kita. Apa yang sudah saya buat? Apa lagi yang perlu saya buat?" pungkas JK.(dtc)