Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Minimnya sentimen positif dari dalam negeri hari ini membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak sideway. IHSG hanya ditutup naik tipis 3 poin atau 0,05% di level 6.281. Level tertinggi IHSG hanya berada di level 6.306 dan terendah berada di level 6.267.
Sebanyak 6 sektor saham berhasil menguat. Sisanya sektor properti turun 1,2%, keuangan 0,411% dan infrastruktur turun 0,2%.
"Saya kira pelemahan ini didasari oleh adanya profit taking setelah menguat dalam beberapa hari kemarin," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Rabu (28/8/2019).
Sementara itu, indeks saham di bursa global ditutup bervariasi dimana indeks Dow Jones turun 0,46%, indeks Nasdaq turun 0,341%, indeks Hangseng turun 0,146%, indeks Korea naik 0,857%, indeks Kospi naik 0,65% dan STI turun 0,3%.
Saat ini perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan Cina masih menjadi penyebab ketidakstabilan kondisi market. Situasi ini belum memberikan kepastian secara jelas. AS terlihat melakukan tarik ulur terkait kebijakannya terhadap Cina dan memanfaatkan kenaikan tarif impor untuk menakut-nakuti Chlina. Hal ini berimbas tidak hanya pada situasi ekonomi antar keduanya. Namun juga negara berkembang yang rentan terimbas krisis maupun perang dagang.
Disisi lain, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 0,231% atau berada di kisaran level 14.288/dolar AS. Berbagai upaya dilakukan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) untuk menarik investasi ditanah air, salah satunya adalah dengan melakukan penerbitan sukuk. Penerbitan sukuk di tanah air pun hingga semester I 2019 mencapai Rp 214 triliun.
Banyaknya jumlah penerbitan sukuk ini seiring dengan langkah pembangunan proyek-proyek ramah lingkungan. Hal ini juga menjadi arus perputaran modal bagi pemerintah untuk mengembangkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di tanah air.
"Kedepannya saya kira, pemerintah masih akan menerbitkan sukuk maupun SBSN ini dikalangan investor. Menariknya, meski penurunan suku bunga dilakukanoleh BI hal ini tidak menyurutkan perolehan sukuk yang diterima pemerintah. Penerbitan sukuk terakhir ST005 juga terjual lebih besar yakni sebesar Rp 1,96 triliun," kata Gunawan.