Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini diwarnai oleh aksi wait and see sejumlah investor saham. Perdagangan saham tampak sepi dimana frekuensi yang terjadi sebanyak 466.535 kali transaksi dengan nilai transaksi hanya sebesar Rp 8,1 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa transaksi lebih didominasi oleh saham-saham second liner dibandingkan saham-saham bluechip. IHSG pun akhirnya ditutup naik tipis 7 poin atau 0,119% di level 6.289.
Analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, mengatakan, di tengah situasi yang belum stabil ini investor dapat melirik saham-saham yang termasuk dalam Jakarta Islamic Index (JII). Hal ini didasari adanya adanya sistem screening pada saham yang termasuk dalam golongan JII mempermudah investor dalam memilah saham yang tepat dan lebih aman.
"Pasalnya di tengah situasi ekonomi yang kurang kondusif menyebabkan para spekulan lebih aktif dalam menaikkan dan menurunkan harga saham dengan memanfaatkan berita-berita yang beredar di pasaran. Adanya saham yang tergolong saham JII menjadi solusi investor dalam memilah 30 saham dengan fundamental yang baik dengan varian harga yang bisa disesuaikan. Serta tidak lupa dikombinaksian dengan analisis teknikal untuk melihat waktu yang tepat bagi investor dalam menetukan target keuntungan," katanya, Kamis (29/8/2019).
Di antara 30 saham yang bisa dijadikan pilihan investasi adalah saham UNTR. Saat ini sahamnya sedang turun 1,07% di harga 20.675/lembar dan valuasinya masih tergolong murah jika dibandingkan dengan kuartal yang sama beberapa tahun sebelumnya. Saat ini fundamental PER masih sangat bagus diaman PER sebanyak 6,8 serta kinerja UNTR Semester I 2019 juga menghasilkan laba sebesar Rp 5,57 triliun atau naik 1,82% dibandingkan tahun lalu.
Selain UNTR, saham ERAA juga masih tergolong layak dikoleksi dimana saham ERAA memiliki PER sebanyak 23,09 kali. Pekan lalu kejatuhan saham ERAA yang tanpa sebab yang pasti membuat saham ini sangat layak dikoleksi. Prospek saham ERAA yang terus bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan teknologi atau Internet of Things (lOT) mendorong inovasi produk yang sesuai dengan gaya hidup dan kecanggihan teknologi dimasa kini.
Disisi lain, nilai tukar eupiah menguat terhadap dolar AS di tengah pelemahan dolar AS. Rupiah menguat 0,26% di kisaran level 14.221/dolar AS. Tuntutan penurunan suku bunga yang dilakukan sejumlah tokoh berpengaruh di AS seperti Trump membuat dolar rentan melemah.
"Pelemahan dolar AS juga terjadi terhadap berbagai mata uang negara lainnya seperti peso, dolar Singapura won dan yuan," kata Gunawan.