Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Provinsi Sumatra Utara melalui Dinas Lingkungan Hidup Sumatra Utara, salah satunya mengusung misi komitmen dan upaya penurunan emisi gas rumah kaca pada Conference of Parties (COP) 25 di Chili, 2-8 Desember 2019.
Provinsi Sumut yang terdaftar sebagai observer pada COP 25 itu, juga berkomitmen untuk terus meningkatkan indeks kualitas lingkungan hidup. Kemudian Sumut berharap dapat melakukan pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan ke dalam perencanaan pembangunan lingkungan.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumut, Binsar Situmorang, dalam sesi Seminar Road to COP 25 Time to Solve Climate Crisis, Sustainabilty Action dalam 9th Indonesia Climate Change Forum & Expo 2019 dan Pekan Lingkungan Hidup Sumut, di Hotel Santika Medan, Kamis (5/9/2019).
Sumut dalam menghadapi COP 25 itu, kata Binsar, melakukan upaya penurunan emisi gas rumah kaca secara konsisten dan berkelanjutan di 4 sektor, yaitu energi, pertanian, kehutanan dan limbah.
Beberapa upaya penurunan emisi gas rumah kaca itu, sebut Binsar, seperti kerjasama Dinas Lingkungan Hidup Sumut bersama Pemkab/Pemko melakukan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim melalui program kampung iklim (Proklim) pada Sistem Registri Nasional.
Disebutkannya terdapat 5 desa dari 27 desa di 11 kabupaten/kota yang siap melaksanakan Proklim itu. "Antara lain besok itu kita lakukan kegiatan Proklim Desa Lubuk Kertang yaitu menanam pohon di Desa Lubuk Kertang, Kecamatan Brandan Barat, Langkat," kata Binsar pada seminar yang juga menampilkan narasumber Amanda Kaliti, Head of Expert Team Unit Kerja Presiden-Pengendalian Perubahan Iklim (UKP-PPI) itu.
Diharapkan dengan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim itu, pertambahan penurunan emisi gas rumah kaca terus terjadi. Disebutkannya, invetarisasi hasil emisi gas rumah kaca pada tahun 2017, yaitu sektor energi 1820,155 TCO2eq, pertanian 660,724 TCO2eq kehutanan 1205,300 TCO2eq , dan limbah 504,701 TCO2eq.
Ditambahkan Binsar, telah juga dilakukan beberapa inisiatif dan subnasional yang ditampilkan Sumut di kancah global, diantaranya yang terbaru adalah berpartisipasi pada pertemuan steering committe dan majelis umum nrg4sd di Srilanka 2015, berpartisipasi pada COP 22 dan pertemuan steering committe Marakesh Maroko 2016, dan mengadakan workshop perubahan iklim 'save mangrove, save our house' di Medan 2019.
Sementara itu, Amanda Kaliti mengatakan dalam upaya pengendalian perubahan iklim, harus disikapi setiap individu. Pemanasan global yang terjadi dalam kurun waktu 1 dekade harus disiasati dengan melakukan hemat energi dan penanaman pohon.
Menurut Amanda, sudah saatnya setiap individu menyadari pentingnya melakukan penghematan dari yang terkecil, semisal lebih memilih naik sepeda dari pada mobil atau kendaraan bermotor.
Kemudian setiap individu bergerak melakukan penananam pohon di lingkungan sendiri, termasuk mengurangi penggunaan botol plastik dan kertas. "Di lingkungan tempat kita bekerja, tiap orang membawa botol minum sendiri. Ini karena pemanasan global dan perubahan iklim menjadi tanggung jawab bersama untuk menguranginya," ujar Amanda.