Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Hari ini, 7 September 2019, genap 15 belas tahun pejuang Hak Azasi Manusia, Munir, meninggal dunia secara misterius. Dia dibunuh namun sampai sekarang pemerintah belum berhasil mengusut pelakunya. Hingga masyarakat, khususnya para pegiat HAM dan keadilan, terus melakukan desakan.
Berlangsung sore ini di kawasan Merdeka Walk, di depan Kantor Pos Besar Medan (Tugu Nol Kilometer Kota Medan), Sabtu (7/9/1019), Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (KONTRAS) Sumut menggelar peringatan meninggalnya Munir. Bersama para mahasiswa dan pegiat HAM lainnya.
Peringatan kematian Munir ditandai dengan serangkaian kegiatan. Aksi teatrikal berikut pembacaan puisi, orasi dan pembagian bunga serta selebaran sebagai pertanda duka atas kematian Munir berikut misteri pembunuhannya yang belum tuntas diungkap.
Para peserta, dipimpin Koordinator Kontras, Amin Multazam, tampil dengan mengenakan topeng bergambar wajah Munir. Kepada setiap kendaraan yang melintas di Jalan Balai Kota mereka membagikan bunga yang ditempel kertas bergambar Munir.
Kata Amin, terdapat dua hal yang jadi tujuan utama peringatan meninggalnya Munir. Pertama, menyampaikan desakan agar pemerintah segera mengusut tuntas dan mengungkapkan pelaku pembunuhnya. Oleh Tim Gabungan Pencari Fakta sesungguhnya sudah cukup lengkap dan kuat bukti siapa pelaku pembunuhan Munir. Pengusutannya sudah bisa dilanjutkan ke pengadilan.
"Selama ini yang diadili bukan pelaku sesungguhnya. Dengan sudah dilengkapinya dokumen pembuktian oleh TGPF seharusnya pengusutan harus dilanjutkan, entah kenapa pemerintah seperti ragu," ujar Amin.
Yang kedua, Kontras ingin memelihara ingatan masyarakat bahwa sampai hari ini kasus pembunuhan Munir belum kunjung diselesaikan pemerintah. Pembunuh yang sesungguhnya belum ditangkap dan diadili.
Munir dikenal sebagai tokoh pembela HAM di Indonesia. Dia cukup keras mengkritik keterlibatan pemerintah terutama militer dalam berbagai kasus pelanggaran HAM. Khususnya di era Orde Baru. Salah satunya adalah penembakan dan pembunuhan warga sipil di Aceh pada masa perlawanan Gerakan Aceh Merdeka.
Dalam perjalanan menuju Belanda, dalam rangka melanjutkan studi, Munir didapati meninggal dunia. Diduga akibat diracun. Sampai sekarang pelakunya masih misteri.