Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Masyarakat Papua resah soal komposisi penduduk di tanahnya yang berpotensi menyingkirkan mereka dari persaingan. Ada pula kegelisahan soal kelestarian lingkungan Bumi Cenderawasih.
Hal ini disampaikan perwakilan masyarakat Papua dan Papua Barat, Abisai Rollo, kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (10/9/2019).
"Perubahan profil demografi juga menimbulkan kecemasan akan persaingan di berbagai sektor yang tumbuh di Papua," tutur Abisai.
Demografi, atau susunan penduduk dilihat dari sudut sosial politik, di Papua mengalami perubahan. Dia berharap orang asli papua (OAP) tidak tersingkir karena perubahan ini.
"Kami mohon kepada Bapak Presiden, agar perubahan demografi tidak menjadi batu sandungan namun memampukan upaya berbagai pihak untuk memahami kebutuhan kami, untuk mensejahterakan orang asli papua," kata Abisai.
Perubahan demografi dilihat Abisai juga berdampak ke perubahan lingkungan. Tak hanya penduduk dan lingkungan yang berubah, bahkan kearifan mengenai alam (kosmologi) Papua juga dikhawatirkannya bakal berubah.
"Kami paham betul persaingan baik untuk meningkatkan produktifitas, namun juga bisa menghilangkan kesempatan akses bagi yang sendang merintis usahanya, serta menghilangkan kearifan lokal atau adat yang keluarga kami hormati selama berabad-abad, berhubungan dengan kosmologi dan kelestarian lingkungan sekitar," tutur Abisai yang merupakan Ketua DPRD Kota Jayapura dan Ondoafi (Kepala Suku) Skouw.
Jokowi menegaskan masalah pengembangan sumber daya manusia di Papua menjadi perhatian pemerintah. Jokowi menjanjikan 1.000 sarjana dari Papua akan diterima bekerja di BUMN maupun perusahaan swasta yang besar.
Jokowi akan memaksa BUMN dan perusahaan swasta besar untuk menerima putra Papua yang baru lulus studi. Jokowi menjanjikan 1.000 mahasiswa Papua akan mendapat pekerjaan yang layak.(dtc)