Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Pemerintah Malaysia menyatakan akan mengirimkan nota diplomatik kepada Indonesia terkait kabut asap yang disebut 'kiriman' akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Indonesia. Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi menyatakan hingga saat ini belum ada nota keberatan dari Malaysia.
"Saya sampai sekarang belum menerima, tetapi Bu Siti (Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya) dan Ibu Kepala BMKG sudah menyampaikan," ujar Retno di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (11/9/2019).
Menteri Retno tak berkomentar lebih lanjut soal protes Malaysia terkait kabut asap. Ia mengatakan Menteri Siti sudah memberi klarifikasi mengenai hal tersebut.
"Bu Siti sudah menyampaikan statement. Bu Siti dan BMKG," ujarnya.
Sebelumnya, seperti dilansir media lokal Malaysia, The Star, Jumat (6/9), rencana melayangkan nota diplomatik ke Indonesia itu disampaikan oleh Wakil Menteri Energi, Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Lingkungan dan Perubahan Iklim Malaysia, Isnaraissah Munirah Majilis.
Disebutkan Isnaraissah bahwa nota diplomatik itu juga berisi dorongan agar pemerintah Indonesia mengambil langkah pencegahan agar kebakaran lahan tidak kembali terjadi.
"Ini (nota diplomatik) akan dikirimkan secepat mungkin. Kami sedang dalam tahap akhir penyusunan draf," sebut Isnaraissah.
Sementara itu, Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar mengatakan kabut asap yang terjadi di Malaysia tidak murni berasal dari Indonesia. Ada dugaan sumber kabut asap juga berasal dari wilayah Serawak dan Semenanjung.
Pemerintah Indonesia akan menyurati pemerintah Malaysia karena tidak terima disebut sebagai penyebab tunggal munculnya kabut asap di Malaysia.
"Saya akan menulis surat kepada Dubes untuk diteruskan kepada menterinya. Jadi, saya kira, supaya yang betul datanya. Karena apa? Karena pemerintah Indonesia betul-betul secara sistematis mencoba menyelesaikan ini dengan sebaik-baiknya," ujar Menteri Siti di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (10/9).
Sementara itu BMKG memastikan tidak ada asap lintas batas (transborder haze) dari Indonesia ke Kuala Lumpur, Malaysia. Hal itu berdasarkan data dari pemantauan satelit Himawari-8 milik Jepang dan Satelit Sentinel milik Eropa.
"Asap di Sumatera tidak terdeteksi melintas Selat Malaka karena terhalang oleh angin kencang dan dominan di Selat Malaka yang bergerak dari arah tenggara ke barat laut," ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.dtc