Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Belawan. Ubi jalar yang ditanam petani di Sumatera Utara ternyata sudah merambah ke negeri sakura, Jepang. Pemasaran ubi jalar itu terus berkembang. Jika selama ini petani hanya menjual umbi dalam bentuk mentah atau mengubahnya dalam bentuk keripik, tetapi kini sudah melalui pengolahan berbasis industri.
Ubi jalar asal Sumut kini diolah menjadi tepung sebagai pengganti produk pangan berbahan tepung terigu yang kaya manfaat, karena memiliki kandungan gizi, vitamin, karbohidrat dan seluruh kandungan didalamnya memiliki nilai fungsional bagi tubuh.
Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Belawan, Hasrul kepada medanbisnisdaily.com, Kamis (12/9/2019), mengatakan, saat ini trend penggunaan tepung ubi jalar sebagai salah satu bahan pangan sehat terjadi di beberapa negara, sehingga menjadikan permintaan tepung ubi jalar asal Sumut semakin pesat meningkat.
Disebutkan, Balai Besar Karantina Pertanian Belawan, pekan lalu melakukan pemeriksaan terhadap tepung ubi jalar (Ipomea batatas L) yang akan diekspor ke Jepang dengan nilai jual yang fantastis Rp 1.253.682.000 dalam satu kontainer berisi 26.000 Kg, milik PT TAM, di Siborong-borong.
Pemeriksaan yang dilakukan bertujuan untuk memastikan tepung ubi jalar yang akan diekspor dalam keadaan sehat sehingga layak untuk dikonsumsi dan telah sesuai dengan persyaratan negara tujuan yang diinginkan.
"Dengan hadirnya produk tepung ubi jalar sebagai komoditas ekspor, akan menciptakan beragam jenis makanan dengan rasa yang berbeda," kata Hasrul.
Ia menyebutkan, sumber daya alam Indonesia khususnya di Sumut sangat baik dan subur, ke depan akan menjadi negara pengekspor pangan. "Mari kita tingkatkan kualitas pertanian dengan swasembada pangan dan inovasi pertanian secara terus menerus agar hasil pertanian kita semangkin baik dan meningkat, sehinga ekspor pangan kita semangkin berkembang dan maju,” ucap Hasrul.