Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Perusahaan sawit Malaysia Sime Darby Plantation Berhad (SDP) membantah tudingan bila lahannya menjadi sumber kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Tudingan ini diluncurkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar yang mengatakan 5 perusahaan asing asal Singapura dan Malaysia disegel karena penyebab karhutla.
"Sime Darby Plantation Berhad (SDP) ingin mengklarifikasi bahwa insiden kebakaran yang disampaikan dalam pemberitaan tersebut adalah di luar wilayah operasional PT SIA dan terletak di wilayah yang diokupasi oleh masyarakat setempat (PT SIA adalah bagian dari Minamas Group, anak usaha SDP di Indonesia)," kata Head Corporate Communications Minamas Plantation, Ingrid Clarissa Wisnu dalam siaran pers, Minggu (15/9/2019).
Meskipun demikian, insiden tersebut telah teratasi dan telah dilaporkan kepada pihak berwenang melalui kunjungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia.
"SDP ingin menegaskan kembali bahwa kegiatan operasional bisnis globalnya diatur secara ketat melalui kebijakan Zero-burning. Teknik Zero-Burning Replanting, sebuah inisiatif rintisan dari Perusahaan yang diperkenalkan pada tahun 1985, telah mendapat pengakuan dari Global 500 Roll of Honor Programme Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) pada tahun 1992, dan saat ini, merupakan praktik replanting berstandar Gold di industri minyak sawit," papar Ingrid.
Di samping mengelola tim pemadam kebakaran yang lengkap di semua perkebunan, SDP juga memperluas kebijakan Zero-burning ke wilayah yang berada di dalam radius 5 km dari batas perkebunan kami untuk membantu mereka memantau dan memadamkan kebakaran. Perusahaan juga melibatkan masyarakat sekitar dalam bentuk pendampingan untuk menyusun inisiatif pencegahan kebakaran, atau yang dikenal sebagai 'Masyarakat Peduli Api' (MPA).
"Serta untuk meningkatkan partisipasi masyarakat lokal dalam memantau dan mencegah kebakaran," kata Ingrid menegaskan.
Pada tahun 2015, SDP mengintensifkan upayanya untuk mendorong keterlibatan masyarakat lokal dalam inisiatif Zero-burning dengan 'Program Pencegahan Kebakaran Berbasis Masyarakat yang Berkelanjutan'. Program ini dilaksanakan melalui kerjasama dengan universitas lokal untuk memberikan arahan kepada masyarakat lokal di desa rawan kebakaran di sekitar wilayah operasional kami mengenai praktik perkebunan yang berkelanjutan.
"Hingga saat ini, program ini telah mencakup 19 desa atau sekitar 40 ribu hektare area di sekitar operasi kami di Sumatera dan Kalimantan Selatan," ucap Ingrid.
Setiap hotspot atau insiden kebakaran di area operasi SDP juga dimonitor secara konstan menggunakan sistem pemantauan satelit.
"Masyarakat dapat mengakses informasi ini dengan menggunakan Dashboard Hotspot online SDP yang tersedia di situs web kami," pungkas Ingrid.(dtc)