Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Taput Sebanyak 20 kepala desa se-kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) secara serentak berangkat ke Provinsi Bali dengan dalih studi banding pengembangan BUMDes. Rombongan kades itu dilepas oleh Camat Siborongborong, Josua Situmeang, pada hari Minggu, (15/9/2019) di kantor camat Siborongborong, Jalan Siliwangi Siborongborong. Direncanakan, para kades akan berada di Bali selama satu minggu hingga (22/9/2019). Informasi didapat sebelumnya, kades yg lain telah lebih dulu studi banding hal yang sama juga ke Bali.
"Yang berangkat ke Bali adalah kepala desa se-Kecamatan Siborongborong. Kebetulan mereka tahun kemarin tidak ikut studi banding ke Bali. Beberapa kepala desa tahun kemarin juga telah berkunjung (studi banding)," kata Donny Simamora, Kadis PMD Tapanuli Utara, saat dikonfirmasi Medanbisnisdaily.com Senin, (16/9/2019).
Kata Donny, studi banding para kades ke Provinsi Bali dimaksudkan untuk belajar pengembangan BUMDes agar nanti bisa diterapkan di Taput. Menurutnya, Bali terbilang sukses dalam pengembangan BUMDes. Maka itu, jarak tempuh Kabupaten Tapanuli Utara dengan Provinsi Bali yang sudah pasti memakan biaya relatif mahal, tidak terlalu menjadi masalah dibandingkan manfaat yang didapat dari studi banding dimaksud.
"Bali memang jauh, tapi dinilai sangat berhasil dalam mengembangkan BUMDes, secara khusus Kabupaten Badung Desa Kutuh, punya omset puluhan miliar rupiah per tahun, jadi pantas menjadi locus studi banding Kades. Diharapkan dapat menimba ilmu dan pengalaman selama di Bali," katanya.
Masih menurut Donny, biaya studi banding para jades dianggarkan dalam APBDes, pos Anggaran Dana Desa (ADD). Namun dianya mengaku tidak tahu seberapa besar anggaran yang diplot dalam APBDes masing-masing desa.
Salah seorang kades yang dikonfirmasi lewat ponsel pribadinya, namun tidak bersedia diungkap identitasnya kepada Medanbisnisdaily.com membenarkan studi banding memang dibiayai APBDes. Namun lagi-lagi sang kades enggan membeberkan nominal biaya yang dianggarkan.
"Untuk tiket pesawat berkisar enam juta lebih untuk satu orang. Kami akan berada di Bali selama satu minggu. Belum biaya hotel dan makan, ada juga kades yang membawa serta istrinya," jelasnya.