Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sudah menjadi rahasia umum di kalangan kontraktor selama ini "ngerinya" persekongkolan tender di Dinas Sumber Daya Air (SDA), Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatra Utara. Para mafia proyek yang kerap diistilahkan kalangan kontraktor menggambarkan betapa "seramnya permainan" di dinas yang sebelumnya bernama Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) itu.
Lobi-lobi proyek, justru selama ini diduga kuat dipraktikkan para "oknum" pejabat di sana. Sehingga tak heran jika dinas yang beralamat di Jalan Sakti Lubis, Medan itu, kerap di "demo" sejumlah kelompok massa.
"Mulai dari dulu di situ begitu, ribut terus. Ingat pernah kadisnya Saleh Idoan, hingga di kepemimpinan Lukmanul Hakim, wah didemo terus, parah kalau tender di sana," ujar Divisi Hubungan Antar Lembaga Forum Jasa Konstruksi Sumatera Utara (Forjasi), Sam Nahampun, Sabtu (5/10/2019).
Menurut dia, perombakan besar-besaran pejabat eselon III di dinas itu saat ini, diharapkan membawa perubahan untuk kinerja dinas, terutama dari sisi pengelolaan proyek. "Karena salah menunjuk rekanan mengerjakan proyek, jelas kerugian besar bagi masyarakat," tambah Nahampun.
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, telah melantik 20 pejabat eselon III untuk bertugas di jabatan baru, Jumat (4/10/2019). Namun Gubernur Edy tidak menjelaskan lebih rinci apakah perombakan besar-besaran itu untuk membersihkan dinas itu dari mafia-mafia proyek.
Sebagaimana diinformasikan medanbisnisdaily.com sebelumnya, progres pengerjaan proyek di Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Sumut tahun anggaran 2019 masih sekitar 30% hingga posisi posisi 23 September 2019.
Pengerjaan proyek fisik itu tersendat karena terlambatnya pelaksanaan tender. Persis pekerjaan fisik baru bisa dimulai sebagian pada akhir Juli 2019. Idealnya pengerjaan proyek dimulai pada awal tahun anggaran.
Lalu apa harapan Gubernur Edy dengan perombakan besar-besaran pejabat eselon III dinas itu? "Tergantung kadisnya, ini kadisnya menentukan si A si B si C si D, dilakukan (melalui) Baperjakat, nah inilah," ujar Edy menjawab pertanyaan medanbisnisdaily.com usai pelantikan itu.
Artinya, kata Gubernur, kinerja baik dan buruknya pejabat eselon III Dinas SDA yang dilantik itu, adalah tanggung jawab kepala dinas.
"Jadi kalau nanti nggak benar yang kerja, bukan salah kita, salah kepala dinasnya, ini kepala dinasnya, dia yang nyari, dia yang milih, dia yang menentukan, habis itu di-Baperjakatkan inilah hasilnya," terang Edy.
Kepala Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Sumut, Alfi Syahriza, yang saat itu ada di samping gubernur, mengangguk-anggukan kepalanya mengamini pernyataan gubernur. "Siap Pak, ya Pak siap," sebutnya.
Alfi yang ditanyai medanbisnisdaily.com sebelum dimulainya pelantikan itu, mengaku perombakan besar-besaran itu dilakukan untuk gerak cepat menyesuaikan irama kerja demi mewujudkan visi misi Sumut Bermartabat.
Alfi sendiri baru menjabat 2 bulan sebagai kepala dinas. Dia dilantik Gubernur Edy pada Jumat (9/8/2019). Alfi menggantikan kepala dinas sebelumnya, yakni Lukmanul Hakim. Dia sebelumnya salah satu Kepala Bidang di Dinas Bina Marga Bina Konstruksi Sumut dan pernah Sekretaris Dinas Perkim (dulu Tarukim) Sumut.
Adapun 20 pejabat eselon III Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Sumut adalah: