Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Keuntungan Samsung pada Q3 2019 bakal merosot 56% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, namun keuntungannya itu masih melebihi ekspektasi para analis.
Samsung diperkirakan bakal meraup keuntungan operasi sebesar 7,7 triliun won pada Q3 2019 dari pemasukan sebesar 62 triliun won. Jumlah keuntungan ini merosot 56% dibanding 2018 lalu, dengan pemasukan menurun 5,3%.
Sebelumnya, analis di Refinitiv SmartEstimate data memprediksi keuntungan Samsung hanya 7,1 triliun. Namun ternyata keuntungannya lebih tinggi dibanding itu.
Penurunan ini sebelumnya sudah terlihat pada Q2 2019 lalu dengan penurunan yang sama. Namun memang pada 2018 lalu Samsung mencatatkan rekor keuntungan terbesar pada Q3 2018 karena permintaan chip memori yang sangat tinggi.
Namun sejak Q4 2018 harga dan permintaan chip memori terus menurun hingga saat ini dan belum terlihat tanda-tanda akan meningkat lagi, demikian dikutip dari Zdnet, Selasa (8/10/2019).
Meski begitu, keuntungan operasi dan pemasukan Samsung ini meningkat 16,7% dan 10,5% dibanding kuartal sebelumnya. Analis memprediksi kalau catatan keuangan ini terbantu dari peluncuran Note 10 pada Agustus lalu.
Khusus untuk bisnis perangkat mobile, Samsung mencatatkan keuntungan 1,56 triliun won pada Q2 2019, dan analis memprediksi kalau keuntungan itu bisa melesat ke angka 2 triliun won pada Q3 2019 ini.
Analis pun menyebut Samsung bakal mendapat keuntungan dari sanksi AS terhadap Huawei yang membuat rivalnya dari China itu tak bisa berbisnis dengan perusahaan asal AS.
Contohnya adalah Mate 30 yang belum lama ini dirilisponsel tersebut bakal dikapalkan ke Eropa mulai bulan ini, namun sanksi tersebut membuat lini Mate 30 tak mempunyai lisensi Android yang membuatnya tak bisa menggunakan Google Mobile Services, yang diprediksi bakal berdampak pada penjualan perangkat tersebut.
"Samsung bakal menikmati popularitasnya di pasar ponsel Eropa selama Huawei masih diblokir dan bahkan mereka bisa menarik para konsumen Eropa yang sempat meninggalkan Samsung untuk Huawei," ujar Park Sung-soon, analis di Cape Investment & Securities.(dtn)