Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi, kembali mengumpulkan seluruh pejabat eselon di lingkungan Pemprov Sumut, dalam acara berbalut silaturahmi, di Aula Raja Inal Siregar, kantor gubernur Jalan Diponegoro, Medan, Rabu (9/10/2019). Pertemuan yang menurutnya rutin 3 bulanan itu, dimanfaatkannya selain "melepas rindu", juga untuk bertemu langsung memberi arahan dan motivasi dalam upaya peningkatan kinerja pelayanan.
Edy penuh semangat. Dari atas panggung, dia sambil ambil komando menyuruh para pejabat eselon yang menumpuk berdiri di belakang agar mengambil tempat di depan. Selanjutnya dipersilahkannya ke depan, tetapi bukan duduk di kursi, melainkan duduk melantai.
Dia agak "kewalahan" mengarahkan para anak buahnya itu mengikuti instruksinya. "Susah kali ngatur kalian, ayo mari cepat ke depan," ujar Edy, yang pada acara itu hadir bersama Wakil Gubsu, Musa Rajekshah dan Sekdaprov Sumut, R Sabrina.
Memulai pembicaraanya, Gubernur Edy mengaku belum puas memimpin Sumut di 1 tahun pertama kepemimpinannya. Penyebabnya karena kinerja para bawahannya belum memadai. Di 4 tahun masa tersisa, dia ingin agar bisa merasakan puasnya memimpin Sumut.
Untuk keinginannya itu, dia berharap agar kinerja seluruh ASN lebih baik ke depannya. Dia menyinggung triliunan gaji ASN di Pemprov Sumut, namun masih belum sebanding dengan hasil kinerja. Gaji triliunan, sudah bisa membangun jalan seratusan kilometer yang manfaatnya bisa langsung dirasakan masyarakat.
Edy mengakui dirinya bukanlah yang terbaik, tetapi hanyalah seorang manusia biasa yang selalu ingin berbuat yang terbaik. Dia juga ingin agar ASN memiliki tekad yang sama dengan dirinya.
"Coba kalau 70 persen di dinas tak hadir sebulan, hanya 30 persen saja hadir, apa ada rakyat yang mencari kalian? Kalau tidak ada lebih baik kita liburkan semua," ujar Edy yang disambut tawa para ASN.
Dia juga menekankan pentingnya mental pemimpin yang tidak cengeng. Disebutkannya, ada pejabat eselon II yang karena tidak diangkat, akhirnya menggerakkan unjuk rasa.
Kepada peserta seleksi pejabat eselon II di 9 OPD yang tidak ditetapkannya satu orang pun sebagai pejabat eselon II, juga dipesankannya tidak berbuat aneh-aneh. Diungkapkannya, perolehan nilai rata-rata 40, tak mungkin ditetapkannya sebagai pejabat eselon II.
"Kalau kalian ribut-ribut terus, aku akan umumkan nilai kalian di media, biar isterimu tahu, anakmu tahu. Ini saya masih baik ini tak mau selama ini mengumumkan nilai kalian," tegas Edy.
Dia juga menyinggung hilangnya uang Rp 1,6 miliar dari dalam mobil yang terparkir di pelataran parkir Kantor Gubsu. Menurutnya, kejadian itu telah membuat dirinya di-bully se-Indonesia.
Dia menyebut menjadi cemoohan karena uang hilang yang belakangan telah terungkap pihak kepolisian itu. Diungkapkannya bahwa ada yang menyebut dirinya melakukan hal yang sengaja untuk menghilangkan uang itu.
"Mereka bilang lagu lama Edy itu, paling-paling masuk berangkas pribadi. Saya pun tidak tahu orang (pegawai) yang mana, yang ditugaskan ngambil uang itu," katanya.
Di bagian akhir arahannya itu, Gubernur Edy menekankan pentingnya kejujuran para ASN dalam bekerja. Diputarkannya video yang memuat kejujuran orang-orang Finlandia, yang memberi arti bahwa dengan kejujuran, hidup menjadi bahagia.