Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat. Jalan tol sepanjang 68 km segera dibangun di Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Tol ini merupakan lanjutan dari jalan tol yang sudah beroperasi di Binjai.
"Jalan tol yang akan dibangun di Langkat sepanjang 68 km. Rencana gerbang tol keluar masuk di Langkat direncanakan di seputaran Titi Penceng, Kelurahan Kuala Bingai, Kecamatan Stabat. Jalan masuk menuju gerbang tol melalui jalan Simpang Maut/Kantor Bupati, terus ke Jalan Asrama di belakang Gedung Serba Guna, Stabat menuju Titi Penceng," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Langkat, Sujarno, Jumat (11/10/2019).
Dijelaskan Sujarno, pembangunan jalan tol Langkat melintasi beberapa kecamatan. Berbagai sosialisasi untuk pembangunan jalan itu sudah dilakukan dengan banyak perusahaan yang dipercayakan pemerintah pusat.
"Untuk gerbang tol keluar Tanjung Pura berada di titik Desa Bukit Tua, Kecamatan Padang Tualang. Ini akan memudahkan akses kunjungan wisata relijius ke perkampungan Pesantren Tariqkat Naksabandiah Babussalam, yang merupakan daerah kawasan Tuan Guru Babhssalam. Sedangkan arah ke kiri menuju obyek wisata alam pemandian gajah di Tangkahan, Kecamatan Batang Serangan," paparnya.
Jika telah dimulai pembangunan awal jalan tol, terangnya, nantinya bermanfaat terhadap perekonomian Langkat. Material tanah untuk penimbunan pembangunan jalan tol sepanjang 80 km yang ada di Binjai-Langkat saja membutuhkan ber juta - juta meter kubik tanah timbun dan galian C di Langkat.
"Ini terlihat saat kita mengikuti FGD tentang review jalan tol Binjai - Langsa sepanjang 120 km, yakni 40 km berada di Aceh dan 80 km di Sumatera Utara. Kemudian untuk gerbang tol Pangkalan Brandan, yakni di sekitar Kelurahan Tangkahan Durian, Kecamatan Brandan Barat, atau dengan memanfaatkan jalan Lingkar Pitura, agar gerbang tol Pangkalan Brandan di Simpang Pitura, Kelurahan Alur Dua Kecamatan Sei Lepan. Jalur tol akan melintasi 15 areal wilayah perkebunan, selebihnya areal persawahan non produktif," jelasnya.