Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Samosir. Meskipun Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Hadrianus Sinaga Pangururan, Kabupaten Samosir, kekurangan dokter spesialis bedah, rumah sakit plat merah ini tetap memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat pasien, dengan memaksimalkan tenaga dokter yang ada sesuai dengan standar operasi pelayanan (SOP).
Demikian disampaikan Direktur RSUD Pangururan, dr Friska Situmorang, kepada wartawan melalui pesan WhatsApp, Minggu (13/10/2019), menanggapi keluhan keluarga pasien korban kecelakaan lalulintas Ny Sinta Sinaga (38), warga Salaon Tonga-tonga, Kecamatan Ronggur Nihuta.
Dijelaskan Friska, pasien Ny Sinta Sinaga pulang atas permintaan sendiri (PAPS ) dengan alasan mau pindah rumah sakit. Pasien menderita luka robek di kepala.
Pihak dokter jaga di IGD sudah mengikuti anjuran CT Scan dan foto thoraks, namun karena luka yang dialami pasien terlalu dalam, pihak dokter menganjurkan penanganan (debridebend) di ruang operasi (OK ) dan dilakukan hari Senin, disebabkan dokter bedah yang akan melakukan tindakan sedang mengikuti seminar di daerah lain.
Namun, keluarga menolak dan membawa pasien pulang. Saat dokter jaga instalasi gawat darurat (IGD) menganjurkan luka pasien dijahit (hecting) dan dipasang infus di ruang IGD. Surat permintaan pulang sendiri terlampir jelas.
"Di RSU kita dokter spesialis bedah ada 1, itupun statusnya sebagai dokter kontrak yang didanai APBD. Pada saat pasien masuk RSUD, dokter bedah kita, sedang mengikuti kegiatan seminar peningkatan ilmu kesehatan di daerah lain. Upaya kita saat ini sedang menunggu penempatan dokter spesialis bedah dari program pendayagunaan dokter spesialis oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes)," ucap dr Friska.
Kata dr Friska, diharapkan memang dokter spesialis bedah ada 2 di RSUD dr Hadrianus Sinaga. "Saya selaku direktur mohon maaf atas ketidaknyamanan pasien tersebut. Ke depan kita perbaiki. Kami akan selalu berupaya memperbaiki pelayanan," ujarnya.
Sebelumnya, suami pasien, Bonjol Naibaho (51) kepada wartawan, mengaku kecewa dengan pelayanan Rumah Sakit Pangururan, karena dokter spesialis bedah tidak ada di tempat. Dokter katanya pulang hanya masuk Senin-Kamis.
"Istri saya tidak mungkin mampu menunggu sampai tiga hari untuk dioperasi sementara luka di wajah sudah menganga dan harus segeri dijahit. Akhirnya kami pulang dari rumah sakit," katanya.