Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Suhu panas dan terik dirasakan di berbagai wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Suhu panas itu disebabkan posisi matahari ditambah minimnya awan yang menghalangi sinar matahari.
"Hal ini erat kaitannya dengan gerak semu Matahari. Seperti yang kita ketahui pada bulan September, Matahari berada di sekitar wilayah khatulistiwa dan akan terus bergerak ke belahan Bumi selatan hingga bulan Desember. Sehingga pada bulan Oktober ini, posisi semu matahari akan berada di sekitar wilayah Indonesia bagian Selatan (Sulawesi Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara)," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Mulyono R. Prabowo, dalam keterangannya, Selasa (21/10/2019).
Mulyono mengatakan kondisi itu membuat sinar matahari yang diterima permukaan bumi menjadi meningkat. Faktor lain yang membuat suhu udara terasa panas yaitu kondisi atmosfer yang relatif kering di atas wilayah Indonesia.
"Kondisi ini menyebabkan radiasi matahari yang diterima oleh permukaan bumi di wilayah tersebut relatif menjadi lebih banyak, sehingga akan meningkatkan suhu udara pada siang hari. Selain itu pantauan dalam dua hari terakhir, atmosfer di wilayah Indonesia bagian selatan relatif kering sehingga sangat menghambat pertumbuhan awan yang bisa berfungsi menghalangi panas terik matahari," paparnya.
Dia menyebut kondisi ini merupakan siklus yang berulang setiap tahun. BMKG memprediksi cuaca terik di wilayah Indonesia akan berlangsung selama sepekan ke depan.
"Dalam waktu sekitar satu minggu ke depan masih ada potensi suhu terik di sekitar wilayah Indonesia mengingat posisi semu matahari masih akan berlanjut ke selatan dan kondisi atmosfer yang masih cukup kering sehingga potensi awan yang bisa menghalangi terik matahari juga sangat kecil pertumbuhannya," ucapnya.
BMKG juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai adanya angin kencang yang berpotensi terjadi di pulau Jawa, Sulawesi hingga Kalimantan. Masyarakat juga diminta menghindari aktivitas yang bisa menimbulkan kebakaran.
"BMKG mengimbau masyarakat yang terdampak suhu udara panas ini untuk minum air putih yang cukup untuk menghindari dehidrasi, mengenakan pakaian yang melindungi kulit dari sinar matahari jika beraktivitas di luar ruangan, serta mewaspadai aktivitas yang dapat memicu kebakaran hutan dan lahan khususnya di wilayah-wilayah yang memiliki potensi tinggi karhutla," pungkasnya.(dtc)