Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Perusahaan manajemen aset J.P. Morgan mengatakan bahwa setoran deposit valuta asing ke bank-bank Singapura telah meningkat pesat dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini terjadi karena adanya kerusuhan yang berkembang di Hong Kong.
Protes pro-demokrasi di Hong Kong yang telah berlangsung selama berbulan-bulan ini memaksa toko-toko tutup, melumpuhkan transportasi umum, dan membuat takut para wisatawan. Hal ini membuat perekonomian Hong Kong jatuh dalam kondisi yang lebih buruk dan mendorong investor serta perusahaan untuk memindahkan uang mereka ke tempat lain.
Melansir dari CNBC, Senin (4/11/2019), Singapura dikatakan sebagai penerima keuntungan dari imbas kerusuhan di Hong Kong. Dalam sebuah perkiraan, perusahaan perbankan Goldman Sachs telah mengatakan bahwa Hong Kong mungkin telah kehilangan US$ 4 miliar atau sekitar Rp 56 triliun dalam bentuk deposit ke Singapura.
"Kita tidak dapat meyakinkan bahwa ada pergeseran dari Hong Kong ke Singapura. Tapi ya, dalam sistem perbankan Singapura - setoran FX telah naik cukup tajam dalam dua, tiga bulan terakhir," kata Wakil Kepala Asia untuk riset keuangan J.P. Morgan Harsh Modi kepada CNBC.
Meski banyak investor dan perusahaan yang telah memindahkan depositnya dari Hong Kong ke Singapura, Harsh mengatakan kalau ia masih memiliki kekhawatiran. Hal ini dikarenakan banyaknya bank-bank Singapura yang memiliki aset di Hong Kong. Ditakutkan banyak bank Singapura dapat mengalami kredit macet dari entitas mereka di Hong Kong.
"Kekhawatiran terbesar kami di bank-bank Singapura adalah bisnis kualitas aset Hong Kong," katanya.
Harsh Modi mengatakan kalau dari tiga pemberi pinjaman terbesar di Singapura, dia lebih positif terhadap United Overseas Bank, yang memiliki paling sedikit aset di Hong Kong, dibanding DBS Bank dan OCBC Bank yang memiliki ritel di Hong Kong.(dtf)