Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sungai Bedera Medan, jadi pembicaraan saat ini. Hal itu karena di sungai itu banyak ditemukan bangkai babi yang dibuang oleh oknum tak bertanggung jawab menyusul serangan virus hog kolera babi.
Bangkai babi itu pun mencemari air sungai Bedera bahkan air di Danau Siombak. PDAM Tirtanadi Sumut memberi penjelasan agar tidak berkembang kekhawatiran masyarakat terkait air minum yang diproduksi air Tirtanadi.
Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan (Kadiv Sekper) Tirtanadi, Humarkar Ritonga, menegaskan jika PDAM milik Pemprov Sumut itu tidak mengambil air sungai Badera sebagai bahan baku untuk produksi air minum.
"Kami pastikan bangkai babi yang hanyut di Sungai Bedera tidak ada pengaruhnya terhadap kualitas air ke pelanggan, karena Tirtanadi tidak mengambil air dari Sungai Bedera," kata Humarkar didampingi Kadiv Pengolahan Air Minum, Andrianto, kepada wartawan, Senin (11/11/2019).
Dikatakan pelanggan di kawasan sungai Bedera yaitu Kecamatan Medan Marelan, mendapat pasokan air dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) Hamparan Perak yang berasal dari sungai Belawan.
Untuk itu, kata Humarka, pelanggan tidak perlu khawatir mengkonsumsi air di rumah karena berbeda sumber air baku yang diambil oleh Tirtanadi.
Selain IPA Hamparan Perak, tambah Humarka, saat ini Tirtanadi mengolah sumber air baku untuk IPA Deli Tua dan Martubung yang berasal dari Sungai Deli. Kemudian IPA Sunggal berasal dari Sungai Belawan kemudian IPA Limau Manis dan Tirta Lyonnaise Medan (TLM) berasal dari Sungai Belumai.
Sementara itu, Andrianto, mengatakan PDAM Tirtanadi dalam mengelola air minum sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 462 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Karenanya,masyarakat tidak perlu khawatir karena kualitas air yang dikelola Tirtanadi telah sesuai dengan Permenkes.