Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pemerintah Provinsi Sumatra Utara (Pemprovsu) melalui Satpol PP Provsu dan Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia Sumatra Utara (GAMKI Sumut) bekerjasama untuk mencegah penyebaran pembuangan bangkai babi yang mati akibat terkena virus hog cholera atau kolera babi.
Kerjasama ini dilakukan karena dalam beberapa waktu terakhir banyak bangkai babi yang mati akibat virus tersebut dibuang ke sembarang tempat, seperti sungai ataupun di pinggir jalan di Kota Medan.
Ketua GAMKI Sumut, Landen Marbun, mengatakan, kerjasama tersebut muncul saat ada pertemuan antara tokoh Kristen Sumut dengan Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi, beberapa waktu lalu, yang di antaranya membahas tentang bangkai babi yang dibuang dengan sembarangan.
Dalam pertemuan itu, Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi, mengajak GAMKI Sumut untuk bekerjasama dalam mencegah penyebaran bangkai babi di Medan.
"Disepakati bahwa Satpol PP Provsu dan GAMKI Sumut bekerjasama. Langkah pertama yang GAMKI Sumut lakukan adalah mensurvei titik-titik pembuangan bangkai babi itu di Medan. Termasuk juga mendatangi lokasi ternak babi yang ada, "jelasnya kepada wartawan usai mengikuti rapat perdana Panitia Safari Natal GAMKI Sumut 2019, Kamis (21/11/2019).
Selanjutnya, GAMKI Sumut mengerahkan anggotanya ke lokasi tersebut dan meminta masyarakat untuk segera menginformasikan kepada anggota GAMKI yang di lapangan apabila ada menemukan bangkai babi. Pihaknya juga menyediakan call center yang dapat dihubungi masyarakat.
"Apabila ada temuan bangkai babi, maka anggota GAMKI Sumut segera menghubungi Satpol PP untuk menyediakan peralatan yang dibutuhkan untuk mengangkat bangkai tersebut dan membawanya ke tempat yang sudah ditentukan untuk dikubur,"jelasnya.
GAMKI Sumut juga mengimbau kepada peternak babi untuk tidak membuang bangkai babi ke sungai ataupun ke tempat lainnya. Lebih baik para peternak tersebut menghubungi call center yang disediakan.
Landen mengatakan, bagi setiap orang yang memberikan informasi dengan benar, maka akan disediakan uang sekitar Rp 50.000. "Uang ini kami sebut sebagai pengganti pulsa karena telah memberikan informasi tentang adanya bangkai babi," ujarnya.
Landen berharap persoalan adanya bangkai babi yang dibuang di sembarang tempat tersebut dapat segera diselesaikan sehingga masyarakat tidak lagi cemas atau khawatir.