Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Harga avtur kembali lagi disebut jadi biang kerok tingginya harga tiket, dan memicu ditutupnya beberapa rute penerbangan. Bahkan, Kementerian Perhubungan sudah meminta Pertamina untuk menyesuaikan harga avtur untuk meringankan beban maskapai.
Pertamina pun menjawab anggapan tersebut, Direktur Pemasaran Korporat Pertamina Basuki Trikora Putra menyatakan harga avtur mahal karena bentuk geografis Indonesia yang luas dan berbentuk kepulauan. Hal itu membuat model rantai distribusinya jadi panjang dan mahal.
"Kalau supply chain, bentuk geografis kita ini kepulauan harus didistribusikan. Model supply chain ini lumayan kompleks. Pola supply kami identifikasikan 8 perjalanan dari kilang sampai ke pesawat udara," ucap Basuki saat rapat di Komisi V DPR, Jakarta, Senin (25/11/2019).
Hal tersebut membuat penetapan harga pun bisa berbeda-beda di setiap bandara di seluruh Indonesia. "Sehingga penetapan ini pak menteri, kami sampaikan ada perbedaan, memang berbeda di wilayah seluruh Indonesia," ucapnya.
Untuk harga pun menurut Basuki, Pertamina mengacu pada patokan harga minyak sesuai dengan Mean of Platts Singapore (MOPS).
"Untuk pricing, kita tetapkan tanggal 1 dan 15 setiap bulan, dan kami pakai patokan MOPS Singapura. Jadi itu common practicenya perusahaan lain juga gitu," ucap Basuki.
Basuki sendiri menjelaskan hingga kini Pertamina sudah membuka layanan pengisian avtur di 65 bandara di seluruh Indonesia. Basuki menjelaskan avtur diprofuksi pada 5 kilang Pertamina, yaitu kilang Dumai, Plaju, Cilacap, Balongan, dan Balikpapan.(dtf)