Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Parapat. Investasi sektor sumber daya manusia (SDM) merupakan hal terpenting dibutuhkan sebagai modal dalam pengembangan destinasi wisata yang berkualitas meliputi pengembangan atraksi, aksebilitas dan amenitas (3A). Demikian disampaikan Kepala Seksi Investasi SDM Kementerian Pariwisata, Andi Marpaung dalam penyampaian materi kepada perwakilan pelaku usaha di Kawasan Danau Toba, pada Binnual Tourism Forum, Selasa (26/11/2019), di Hotel Niagara, Parapat.
"Selama 5 tahun terakhir (2014-2018) total investasi di sektor pariwisata mencapai US$ 6,5 miliar, yang terdiri dari US$ 4,7 juta penanaman modal asing (PMA) dan US$ 1,8 juta penanaman modal dalam negeri (PMDN)," ujar Andi Marpaung.
Ia mengatakan, dalam kegiatan Binnual Tourism Forum untuk mendukung investasi itu pemerintah telah meluncurkan skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) sektor pariwisata untuk para pelaku usaha pariwisata yang produktif di 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP), 88 Kawasan Strategis Nasional (KSPN), dan kawasan wisata lainnya yang terdapat di kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
"Untuk realisasi KUR Sektor Pariwisata tahun 2018 hingga semester I Tahun 2019 telah tersalurkan sebesar Rp 1,8
triliun untuk 59,829 debitur UMKM yang bergerak di sektor pariwisata di 10 DPP.
Ditambahka, untuk program kegiatan di Kawasan Geopark kaldera Toba sangat dibutuhkan perhatian khususnya pelaksanaan pengembangan hutan rakyat, pelaksanaan pengembangan industri pertanian dan pemanfaatan lahan, pelaksanaan peningkatan produk pertanian (Geopark), pelaksanaan peningkatan sumber daya pertanian dan pelaksanaan penataan destinasi agro wisata.
Juga disampaikan, tidak kalah penting pelaksanaan pembinaan fasilitasi attraksi seni budaya etnik di Kawasan Geopark Kaldera Toba, pelaksanaan peningkatan misi kebudayaan Geopark Kaldera Toba Pada Event Nasional Dan Internasional, pelaksanaan pelestarian pengelolaan dan pemanfaatan cagar budaya Geopark Toba.
Untuk pelaksanaan peningkatan keluarga miskin menjadi keluarga mandiri melalui keterampilan dan usaha, peningkatan kapasitas BUMDES, pelaksanaan pengembangan geo homestay, pelaksanaan peningkatan kapasitas masyarakat mandiri, pelaksanaan percontohan pengembangan ekonomi lokal, pelaksanaan pemeliharaan potensi dan aktivitas pengentasan kemiskinan di Kawasan Geopark Kaldera Toba serta pelaksanaan evaluasi monitoring di 16 Geosite Geopark Kaldera Toba adalah sangat diharapkan.
"Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam hal ini, sangat diharapkan kesadaran masyarakat ditambah dukungan dari stake holder, "terangnya.
Akademisi USU, Nurlisa Ginting menyebutkan bahwa sejak Tahun 2016, Universitas Sumatera Utara, Kabupaten Samosir, dan Kementerian Pariwisata membuat kesepakatan terkait Sustainable Tourism Observatory (STO) Kawasan Danau Toba dan menjadi anggota INSTO.
Berlanjut, ada Tahun 2017, pembentukan Monitoring Center for Sustainable Tourism Observatory (MCSTO) dan diratifikasi oleh UNWTO serta pada Tahun 2018 Pelaksanaan kegiatan MCSTO USU di Empat Desa di Kecamatan Pangururan dan pengembangan willayah monitoring di Kawasan Danau Toba (4 KTA + 27 Kecamatan).
"Sumber daya manusia pariwisata tidak boleh terputus dan harus berkelanjutan," katanya.