Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pelaksanaan Festival Danau Toba (FDT) 2019 terancam batal dilaksanakan. Pasalnya, kegiatan yang bersumber dari APBD Provinsi Sumut itu masih dalam proses pelelangan.
"Ini diakibatkan karena Kepala Dinas Pariwisata Sumut (dr Ria Telaumbanua) tidak memahami akan situasional dan pentingnya pariwisata Sumut. Padahal, Gubsu dan Wagubsu sangat giat-giatnya menyatakan ingin membuat gegap gempita Festival Danau Toba, ini terbukti dengan mengadakan rally dan event internasional di sana," kata Presidium de Empatbelas, Nezar Djoeli, di Medan, Selasa (26/11/2019).
Presidium de Empatbelas sendiri merupakan wadah tempat berkumpulnya anggota DPRD Provinsi Sumut periode 2014-2019.
Nezar menambahkan, sampai saat ini promosi tentang FDT juga masih belum ada. Sehingga, ada kesan kegiatan tersebut dipaksakan.
Oleh karena itu, kata Nezar, persoalan ini harus menjadi perhatian Gubsu Edy Rahmayadi terhadap Dinas Pariwisata.
"Lagipula yang menjadi pertanyaan, kenapa kepala dinas pariwisata dipilih seorang dokter untuk mengelola pariwisata. Ini bertolak belakang dengan disiplin ilmu dan kepariwisataan yang ada di dinas tersebut," imbuhnya.
Kemudian, dia juga mengungkapkan kepala dinas pariwisata memiliki track record yang tidak baik saat menjabat kepala dinas kesehatan di kota Siantar, yakni terjadi persoalan yang menyerempet ke masalah hukum.
"Oleh karena itu, kami dari perkumpulan de empatbelas sangat khawatir dengan hadirnya kepala dinas pariwisata yang tidak memahami kondisi situasional yang ada di Sumut," imbuhnya.
Dia juga pesimis PAD dari sektor pariwisata meningkat karena dipimpin oleh kepala dinas yang tidak paham tentang pariwisata.
"FDT yang selalu kita agung-agungkan ini juga memang terkesan asal jadi, yang terpenting sudah ada anggaran di buku APBD dan harus dilaksanakan," tuturnya.
Kemudian, Nezar juga kecewa tentang pembatalan renovasi tempat seni di Taman Budaya meski sudah lelang dengan alasan status kepemilikan belum jelas.
"Tempat seni itu bukan kebutuhan APBD, tapi kebutuhan para seniman. Ini akibat kepala dinas tidak memiliki kemampuan menilai, yang mana menjadi objek pariwisata dan objek para seniman yang menjadi pemasukan bagi sumber PAD. Jadi tidak tepat dokter menjadi kepala dinas pariwisata. Padahal, tempat seni di Taman Budaya itu sudah selayaknya direnovasi, kita tidak peduli itu milik Medan atau provinsi, tapi itu kebutuhan masyarakat seni yang memang butuh renovasi," tambahnya.
Berdasarkan website Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara, FDT 2019 akan berlangsung pada 10-11 Desember di Parapat, Simalungun. Acaranya, antara lain lomba fotografi, lomba Ucok dan Butet, Running 10 K, Lomba Vokal Group, Lomba Paduan Suara dan sebagainya.