Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat.Terjadinya penurunan harga pembelian cabai merah ditingkat petani oleh pedagang penampung, sangat beresiko mendatangkan keterpurukan bagi kalangan petani cabai. Ini karena mata rantai perdagangan yang belum bisa terputus/teratasi sejak dahulu hingga saat ini.
Sejak akhir pekan lalu, harga jual cabai petani di Kecamatan Gebang, Babalan, Tanjung Pura, Hinai dan Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat hanya Rp 13.000/kg, kemudian pertengahan pekan ini hanya naik Rp 1.000/kg, dan pedagang penampung hanya mampu membeli Rp 14.000/kg.
"Sedangkan harga dipasar, pekan lalu dan pekan ini masih Rp 25.000/kg. Ini diketahui dari survey yang dilakukan dibeberapa pasar tradisionil di Medan, Binjai maupun di beberapa pasar di Kecamatan di Langkat," kata pengamat ekonomi pasar, Fadli Lubis, Sabtu (30/11/2019).
Dikatakannya, panjangnya mata rantai perdagangan inilah yang membuat perbedaan sangat jauh antara petani dengan konsumen.
"Kalau ditingkat petani Rp 14.000 dibeli pedagang pengumpul, kemudian ia menjualnya lagi dengan mengambil keuntungan Rp 2.000 - Rp 3.000/kg kepada penampung. Kemudian penampung menjual lagi kepada pemasok dengan keuntungan serupa, baru pemasok menjualnya lagi mengisi meja - meja pedagang di pasar, dan pasar menjualnya Rp 25.000/kg. Ini merupakan rantai panjang perdagangan," katanya.
Ditemui terpisah, kalangan petani cabai di Kecamatan Gebang dan Babalan, mereka meminta ada campur tangan pemerintah, atau pihak Bulog melakukan pembelian cabai petani yang bisa memutus mata rantai perdagangan itu.
"Paling tidak pemerintah bisa mengambil solusi, supaya petani cabai tidak terpuruk. Harga ideal cabai ditingkat petani saat ini jangan dibawah Rp 20.000/kg, karena semua keperluan untuk tanaman cabai cukup mahal," kata Paimin dan Darto, petani cabai di Desa Pasar Rawa Kecamatan Gebang.
Menurut mereka, harga obat pembasmi hama seperti faketan, naik dari Rp 60.000 menjadi Rp 70.000/faketan, dan hanya bisa untuk kapasitas 6 - 7 tangki semprotan kapasitas 15 liter.
Belum lagi fungisida anti pencegah busuk kering sepeti Bion M harganya Rp 165.000/bungkus kemasan 1,5 kg. Belum lagi obat lain jenis, karena tidak bisa satu jenis pembasmi hama untuk perawatan cabai. Ditambah lagi harga pupuk non subsidi, seperti NPK Basf, NPK mutiara, NPK Hidro grower yang harganya Rp 430.000 - Rp 450.000/karung kemasan 50 kg.
Kemudian suplimen untuk tanaman dan buah juga harus diberikan untuk tambahan nutrisi pada tanaman, semuanya serba mahal.
"Kalau harganya hanya Rp 13.000/kg, pastilah petani terpuruk. Tahun lalu saja masih membayang hingga saat ini, harga cabai hanya Rp 7.000/kg," beber mereka.