Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pada 1 Desember 2018 atau tepat setahun silam, Meng Wanzhou keluar dari pesawat Cathay Pacific di bandara Vancouver, Kanada. Itulah terakhir kalinya sang Chief Financial Officer Huawei berada dalam keadaan bebas.
Meng ditangkap oleh otoritas Kanada atas permintaan Amerika Serikat. Dia dituding menutupi transaksi perangkat Huawei dengan Iran, negara yang kena sanksi perdagangan AS. Sampai saat ini, Meng masih berstatus tahanan rumah sembari kasusnya diproses pengadilan.
Ditangkapnya Meng bisa dibilang adalah awal perang teknologi antara China dan AS mendapatkan perhatian luas. AS telah menangkap petinggi perusahaan yang dibanggakan China dan kemudian menerapkan sanksi bahwa Huawei tak bisa membeli teknologi AS tanpa izin khusus.
"Ini adalah permulaan perang teknologi antara AS dan China menerima perhatian yang luas dari dunia internasional," kata Paul Haswell dari biro hukum Onsent Masons.
"Saya pikir penangkapan Meng aalah pertama kalinya AS melakukan pendekatan yang kuat melawan perusaaan teknologi besar China," tambahnya, dikutip dari South China Morning Post.
Beijing pun langsung bermanuver dengan berkali-kali mengutarakan bahwa penangkapan Meng tidak sah dan memintanya dibebaskan. Mereka juga membalas dengan menangkap beberapa warga Kanada.
Huawei sendiri berjuang keras untuk bertahan lantaran produk pentingnya semacam smartphone dan perangkat telekomunikasi jadi sasaran AS. Sejauh ini, mereka mampu menghadapi tekanan tersebut dengan cukup baik.
"Tidak ada cara Amerika bisa menghancurkan kami. Dunia tidak bisa meninggalkan kami karena kami lebih maju. Meskipun jika mereka mendorong lebih banyak negara tidak memakai kami untuk sementara, kami selalu bisa memperkecil skala," kata pendiri Huawei yang juga ayah Meng, Ren Zhengfei.
"Jika cahaya mati di Barat, di Timur masih akan bersinar. Dan jika di Utara menjadi gelap, masih ada Selatan. Amerika tidak mewakili dunia. Amerika hanya sebagian dari dunia," tandasnya.(dtn)