Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Hingga sejauh ini, penyebab pasti dari kasus kelahiran tidak normal (cacat) pada sejumlah bayi di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) masih belum dapat disimpulkan.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumut sendiri masih menunggu hasil lanjut pemeriksaan laboratorium usai melakukan pemeriksaan kadar mercury terhadap air baku di Madina bersama Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BBTKL).
Namun begitu, Kepala Dinkes Sumut dr Alwi Mujahit Hasibuan mengatakan, selain kemungkinan adanya faktor cemaran mercury, ada juga kemungkinan lain berupa gizi kurang yang menyebabkan tujuh kasus bayi yang lahir di Madina lahir dengan keadaan tidak normal.
"Sebab, kalau dia pencemaran lingkungan seperti ini harusnya terjadi dalam satu waktu dan dengan jumlah yang banyak. Tapi (kasus di Madina) kan tidak. Namun begitu kita tetap harus menunggu hasil pemeriksaan sample yang sudah dikirimkan ke Jakarta," ungkapnya kepada wartawan, Senin (2/12/2019).
Menurut Alwi, masalah gizi kurang pada ibu hamil memang dapat menciptakan kegagalan perkembangan janin dalam rahim. Sehingga, ketika sang bayi dilahirkan, akan sangat rentan dengan kondisi yang tidak normal.
Selain itu, Alwi menjelaskan, kasus spesifik pencemaran mercury ini pernah terjadi di Minimata Jepang diera tahun 1958. Namun berbeda dengan di Madina, yang terjadi di Minimata Jepang, pencemaran mercury ini berlangsung dalam jumlah yang besar dan dengan waktu yang bersamaan pada banyak orang.
"Tapi bagaimana pun ini kan masih dalam pengamatan penyebab pastinya apa. Karena kita kan akan menyelesaikan permasalahnya secara tuntas. Jadi memang kemungkinan gizi ada, kemungkinan pencemaran mercury juga ada. Ya kita tunggu saja la dulu hasil pasti pemeriksaan lab nya seperti apa," tandasnya.
Sebelumnya Alwi juga mengaku, kalau Dinkes Sumut memang menjadi bagian dari tim yang dibentuk oleh Gubernur Sumut, untuk meneliti apakah ada kaitan limbah tambang ilegal dengan cacat pada bayi baru lahir di Madina itu. Menurutnya disini, Dinkes akan bekerja sesuai pada bidang kerjanya, yakni dalam hal mencari hubungan penyakit pada bayi lahir dengan limbah kimia tersebut.