Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Bandung - Badan Akreditasi Nasional Sekolah Madrasah (BAN S/M) Jabar akan menerapkan cara baru dalam proses akreditasi tahun 2020. Proses akreditasi menggunakan instrumen International Association for the Study of Pain (IASP).
Hal itu diungkapkan dalam pembukaan Rapat Koordinasi ke-2 BAN S/M Jabar di Hotel Papandayan, Jalan Gatot Soebroto, Kota Bandung (8/12/2019). Kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari hingga Senin (9/12) besok.
Ketua BAN S/M Jabar Udin S Saud mengatakan, rakor ini digelar untuk membangun kesepahaman dengan semua pemangku kepentingan pendidikan mengenai pentingnya akreditasi.
"Karena akreditasi merupakan indikator penting untuk mengukur tingkat kualitas mutu dan kelayakan penyelenggaraan pendidikan formal mulai dari SD/MI, SLB, sekolah internasional atau Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK), SMP/MTs, SMA, MA dan SMK," kata Udin dalam rilis yang diterima detikcom.
Ia menuturkan pada tahun 2019 ini telah diakreditasi 9.402 sekolah/madrasah. Dari jumlah tersebut, telah diumumkan hasilnya sebanyak 5.989 sekolah/madrasah. "Sedangkan sisanya masih dalam proses verifikasi. Insyaallah pada akhir Desember 2019 ini semuanya akan diumumkan hasil akreditasinya," ucap dia.
Dia mengatakan, ke depan proses akreditasi akan lebih difokuskan untuk menilai kinerja mutu sekolah dengan instrumen baru yang disebut IASP 2020. "Instrumen baru ini akan memotret sekolah madrasah dari kinerja dan mutu yang dicapai dalam berbagai aspek akademik dan non akademik. Jadi tidak hanya administrasi saja," ucap Udin.
Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jabar Gusmayadi Muharmansyah mengaku berkomitmen dengan BAN S/M untuk bersinergi membangun mutu pendidikan di Jabar.
"Tugas kami adalah memastikan terciptanya penjaminan mutu pendidikan di sekolah. Dengan berkantornya BAN SM di LPMP, kita akan lebih banyak koordinasi dan berdiskusi agar ke depannya bisa lebih substantif lagi, tidak hanya administratif. Sinergitas harus lebih ditingkatkan lagi," katanya.
LPMP, kata Gusmayadi, telah menyusun instrumen pemetaan mutu pendidikan sejak 2016. LPMP juga menyampaikan rapor mutu pendidikan di Jabar, berupa hasil pemetaan dan rekomendasinya. dtc