Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-kisaran. Suci Wahidma Sari, mahasiswa program studi agrotenologi dengan raihan indeks prestasi komulatif (IPK) tertinggi 3,93 pada wisuda sarjana XXV Universitas Asahan (UNA) merupakan anak seorang ayah yang kesehariannya mencari rezeki sebagai penarik beca bermotor (parbetor).
Bisa menamatkan pendidikan di Universitas Asahan sebagai sarjana saja dirasanya sebagai bentuk kesyukuran nikmat yang begitu besar yang ia raih. Sebab dalam perjalanan empat tahun masa kuliahnya berulang kali ia tersendat dalam urusan pembayaran uang kuliah.
Tapi, itu tak menjadikannya alasan berhenti kuliah dan berprestasi. Bahkan, lebih dari itu ternyata dia bisa memberikan kado kepada kedua orang tuanya yang sudah bersusah payah berjuang demi mencukupi biaya kuliah dengan menjadi wisudawan terbaik nilai tertinggi.
“Alhamdulillah, ini kado saya untuk kedua orang tua. Terutama bagi ayah yang memang kesehariannya sebagai penarik betor (becak bermotor). Atas usaha dan keringat ayah sampai hari ini saya bisa kuliah dan sukses hari ini,” kata Suci yang diwawancarai wartawan, Selasa (10/12/2019).
Anak pertama dari tiga bersaudara yang tinggal di Dusun IV, Desa Aras, Kabupaten Batubara ini juga berulang kali menyampaikan rasa bangganya terhadap orang tuanya, meski kehidupan keluarga mereka serba berkecukupan.
“Ayah sama mamak selalu berusaha keras supaya kami anak anaknya bisa sekolah. Mamak kerja juga sebagai penjahit. Dua adik saya juga masih sekolah yang satu SMK dan satu lagi SD,” kata anak pasangan suami istri Kuswandi Prayetno dan Sri Bayu ini.
Menurut wanita berusia 21 tahun ini, kedua orangtuanya selalu berpesan agar anak anaknya bisa terus sekolah. Sebab, pendidikanlah yang bisa merubah nasib anak anaknya itu menjadi lebih baik dari mereka.
“Pendidikan salah satu yang bisa merubah hidup kita di dunia ini. Sekali lagi saya mengucapkan terimakasih untuk kedua orang tua tanpa mereka disini kita para wisudawan tidak bisa berdiri dan sukses,” ujarnya yang saat acara wisuda juga memberikan kata sambutan mewakili 390 wisudawan angkatan XXV.
Setelah lulus, Suci mengaku ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2. Namun ia juga menyadari besarnya biaya kuliah program pasca sarjana.
“Keinginan saya memang S2 bang, tapi untuk sementara saya kerja dulu, simpan tabungan nanti biar bisa lanjut kuliah,” ucapnya.
Selain Suci, beberapa wisudawan dengan raihan IPK tertinggi lainnya adalah Nita Kurniati dengan IPK 3,77 program studi budidaya perairan, Ilham Aidil Putra (3,70) program studi manajemen, Wilda Ayu Mentari (3,76) program studi ekonomi pembangunan, Mana Kebenaran Ndruru (3,75) dari Imu Hukum, Elin Wahyuni (3,70) dari pendidikan matematika, Laila Purnama Sari (3,75) dari pendidikan Bahasa Inggris dan Rehngenana br Tarigan (3,74) pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.