Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Permasalahan infrastruktur jalan dan jembatan di Kabupaten Simalungun yang kondisinya memprihatinkan menjadi perhatian khusus bagi anggota DPRD Sumatra Utara dari Partai Nasdem, Rony Reynaldo Situmorang. Selama pelaksanaan reses ke daerah pemilihannya di Sumut 11 (meliputi Simalungun dan Kota Siantar), 13-18/12/2019, hal itu jadi agenda prioritas baginya.
Salah satunya adalah jembatan Bah Binoman yang berada di jalan nasional penghubung dari Siantar ke Raya atau sebaliknya. Berlokasi di Nagori Marjandi, Kecamatan Panombeian Panei. Berada dalam kondisi terancam longsor.
Kata Rony yang juga anggota Komisi D, posisi jembatan yang berada di bawah Kebun Marjandi kepunyaan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV keadaannya mengkhawatirkan. Sewaktu-waktu hujan deras turun, air dari kebun meluap ke arah jembatan. Hingga kedalaman selutut orang dewasa.
"Akibatnya air mengikis tanah di pinggiran jembatan. Kurang lebih 10m lagi jika tanah longsor bisa menghantam rumah warga," kata Rony menjelaskan seusai penyelengggaraan reses (18/12/2019).
Ungkapnya, seyogianya pihak PTPN IV mengelola luapan air di kebun Marjandi yang diusahainya sehingga tidak berdampak pada jembatan Bah Binoman. Pada waktunya jembatan itu bisa ambruk jika terus digenangi air.
Dia menegaskan jangan sampai jembatan tersebut bernasib sama dengan jembatan di Tanah Jawa. Karena merupakan penghubung dari Siantar ke Raya. Puluhan miliar rupiah dana dari APBD oleh Pemprov Sumut dihabiskan untuk pemeliharaannya. PTPN IV harus mengelola luapan air kebun Marjandi agar tidak mengancam jembatan Bah Binoman.
Dalam kaitan ini Unit Pelaksana Teknis Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi di Simalungun mengatakan akan membangun turap bronjong di empat titik senilai Rp 3 miliar tahun 2020.
Kondisi jalan yang memprihatinkan, yang juga terkait dengan usaha PTPN IV, ditemukan Rony di Kebun Sidamanik. Di Nagori Ambarisan. Dalam situasi hujan deras sekarang ini, jalan yang berada di areal kebun sulit dilalui. Akan tetapi oleh manajemen PTPN IV terjadi pembiaran. Akibatnya masyarakat kesulitan menjalankan aktivitasnya.
Seharusnya mereka memberi perhatian khusus terhadap kondisi jalan tersebut, dengan cara melakukan perbaikan, karena banyak masyarakat yang menggunakannya.
"Kita minta pihak PTPN IV lebih perhatian dan lebih responsif mengatasi masalah jalan dan jembatan di kawasan sekitar usaha kebunnya. Termasuk mengelola luapan air dari Kebun Marjandi. Jika lebih banyak mudaratnya lebih baik PTPN IV angkat kaki dari Simalungun. Kita tidak melarang PTPN IV menjalankan usahanya tetapi tolong diberi perhatian kepada masyarakat," tegas Rony.