Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Konflik antara Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi dengan Bupati Tapanuli Tengah, Bakhtiar Sibarani diyakini sudah terjadi lebih dari setahun lalu atau ketika masa kampanye Pilgub Sumut 2018. Waktu itu, pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah didukung mayoritas partai politik yang memiliki kursi di DPRD Sumut, termasuk Partai Hanura, tempat Bakhtiar Sibarani bernaung.
Ketika itu Bakhtiar Sibarani adalah Ketua DPC Partai Hanura Tapanuli Tengah. Namun, Bakhtiar tidak mengikuti keputusan partai dan lebih mendukung pasangan Djarot - Sihar, yang diusung PDIP dan PPP.
Atas sikapnya tak mendukung Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah, Partai Hanura mencopot Bakhtiar Sibarani dari jabatan Ketua DPC Partai Hanura Tapanuli Tengah. Padahal, Partai Hanura merupakan pengusung utama Bakhtiar saat Pilkada 2017.
Menjelang Pemilu Serentak 2019, barulah Bakhtiar Sibarani bergabung ke Partai Nasdem hingga akhirnya dipercaya menjadi Ketua DPD Nasdem Tapanuli Tengah sampai hari ini.
Ketua DPW Partai Nasdem Sumut, Iskandar mengakui hal tersebut. Namun, ia tidak yakin persoalan itu menjadi pemicu keretakan hubungan antara Edy Rahmayadi dan Bakhtiar Sibarani.
"Tahu soal itu, apakah itu penyebabnya saya tidak tahu," ujarnya ketika dikonfirmasi, Kamis (19/12/2019).
Iskandar meminta kedua belah pihak untuk saling menahan diri dan tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang memperkeruh suasana.
"Keduanya adalah keluarga besar Nasdem, ini hanya persoalan miskomunikasi, kami minta saling menahan diri," jelasnya.
Konflik antara Gubernur Edy dengan Bupati Baktiar memanas setelah mantan Pangkostrad tersebut menilai Baktiar Sibarani tak cocok jadi bupati karena tak sayang dengan rakyatnya. Ia menyinggung kondisi masyarakat di Tapteng, di mana kemiskinan masih menjadi persoalan.
Edy menyatakan tidak akan membantu Bupati Tapteng selama masih dijabat Bakhtiar. Ia menyinggung Baktiar yang tidak pernah hadir di kegiatan yang diundang dirinya.
Bupati Baktiar pun merespon keras pernyataan Gubernur Edy. Ia meminta mantan Pangdam I/BB itu belajar berbicara dengan baik dan sopan. Sebab dia juga mengaku sopan dan hormat kepada gubernur.
Bahkan, Baktiar meminta dibentuknya tim independen untuk menilai apa yang telah dilakukan Gubernur Edy selama sekitar 1 tahun memimpin Sumut dan apa yang dilakukan dirinya selama memimpin Tapteng.