Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Bekerja sama dengan Kementrian Perhubungan (Kemenhub), Pemerintah Kota (Pemko) Medan menghadirkan moda transportasi massal bernama Bus Rapid Transit (BRT). Untuk tahap awal BRT hanya tersedia untuk 5 koridor antara lain Amplas-Stasiun Kereta Api, Belawan-Stasiun Kereta Api-Pinang Baris Stasiun Kereta Api.
“Jadi Stasiun Kereta Api itu menjadi central hub. Di tempat itu nantinya terjadi enter change penumpang. Misalnya dari Belawan ke Amplas, penumpang akan bertukar bus di stasiun kereta api. Ini bagian dari memudahkan masyarakat dan upaya mengurai persoalan kemacetan," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Medan, Akhyar Nasution, di Medan, Rabu (1/1/2020).
Politikus PDIP itu menyebut sistem BRT yang ada di Kota Medan ini adalah Buy The Service. Jadi masayarakat membeli pelayanan dengan cara e-money yang nantinya disepakati apa saja provider e-money yang berlaku. Dengan adanya BRT ini, masyarakat tak perlu khawatir lagi dengan waktu perjalanan, sebab waktu tempuh sudah diperhitungkan.
“Tujuan kami dengan Kemenhub dan pengelola BRT, memberikan pelayanan terbaik untuk para penumpang di ibukota Sumatera Utara, tentu ini upaya untuk mengurai kemacetan dengan mengajak masyarakat beralih ke moda transportasi massal," jelasnya.
Akhyar memaparkan, para penumpang tidak usah khawatir dengan ketersediaan bus, jumlah penumpang per bus berkisar 40-an dan jarak antar bus dengan bus lainnya berkisar 5-10 menit.
"Jadi setiap halte berhenti, dan sistemnya hanya drop off. Penumpang turun dan naik. Tapi, jika ada penumpang yang hendak melanjutkan perjalanan dari Stasiun KA ke tujuan lainnya, bisa dipilih bus yang berhenti. Saya yakin, karakter Anak Medan bisa terbiasa dengan sistem Bus BRT ini. Mudah-mudahan, kemacetan akan berkurang di kota Medan ini,” tambahnya.