Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Gubernur Sumatra Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi, mengaku dilema menangani persoalan merebaknya babi mati di Sumut akibat terserang virus hog kolera serta African Swine Fever (ASF). Babi-babi yang ada di Sumut terancam dimusnahkan seluruhnya. Namun, akan banyak rakyat yang merugi bila kebijakan pemusnahan ini diambil.
"Ini ada dilema itu disitu. Kalau saya iyakan untuk persoalan ini dijadikan bencana berarti semua babi mesti dimusnahkan dan resikonya seperti Cina sampai 20 tahun dilarang melihara babi, sampai tempat itu steril. Saya masih mencari peluang lain," kata Edy, di halaman Kantor Gubernur, Senin (6/1/2020) sore.
Diakuinya, babi-babi yang selama ini mati memang terjangkit hog kolera dan ASF.
"Ya memang terjangkit ASF. Selayaknya itu dimusnahkan. Sekarang sudah 42 ribuan (yang mati), saya lihat nanti satu bulan ini yah. Tapi tolong, nanti stres rakyat. Bayangin kalau ini dimusnahkan dengan harga yang diatur oleh kita, ini perlu kita fikirkan. Kasih kesempatan Gubernur untuk berpikir," pintanya.
Dijelaskannya, yang menjadi prioritas mereka saat ini adalah antisipasi masuknya babi dari luar ke dalam. Prioritas dari dalam keluar supaya tidak membuat wabah ke tempat lain.
Lalu, memperketat pos-pos yang ada, serta membantu rakyat agar babi yang mati dikubur, sehingga rakyat tidak membuangnya begitu saja.