Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Pengamat politik dari Fisipol Universitas HKBP Nommensen, Dr Dimpos Manalu, mengatatakan, sejak memenangi Pemilihan Gubernur Sumut 2018 dan dilantik pada 5 September 2018, Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah (Ijeck) sudah memimpin Provinsi Sumut 16 bulan lebih. Akan tetapi, hingga saat ini, belum terlihat adanya terobosan penting mereka, baik dalam isu pemerintahan secara umum maupun pembangunan ekonomi. Kaitannya dengan tag-line “Sumut Bermartabat” yang mereka gembar-gemborkan saat kampanye.
Kala itu yang dijanjikan pasangan Edy-Ijeck segera diselesaikan agar Sumut Bermartabat, yakni pengurangan angka pengangguran dengan memprioritaskan ketenagakerjaan, pendidikan yang mencerdaskan, pembangunan infrastruktur yang cukup untuk mendukung kenyamanan masyarakat, penyediaan layanan kesehatan modern, peningkatan daya saing masyarakat dengan memprioritaskan kembali ke sektor agraris.
"Saya melihat satu pun dari janji-janji Edy - Ijeck belum terlihat hasilnya. Memang terlalu dini menilai hasil pemerintahan mereka, namun kita juga belum melihat adanya rencana strategis dan program yang komprehensif ke arah Sumut Bermartabat," tegas Dimpos kepada medanbisnisdaily.com, Sabtu (11/1/2020).
Doktor dari Universitas Gajah Mada ini mencontohkan, dalam bidang infrastruktur, kemajuan yang dapat dirasakan masyarakat Sumut saat ini merupakan program pembangunan pemerintah pusat. Seperti jalan tol Medan-Tebing Tinggi dan Medan-Binjai. Begitu juga dengan peningkatan status Bandara Silangit.
Dalam hal peningkatan sarana dan prasarana di sektor pertanian, perkebunan, atau pariwisata, dia juga menilai belum terdapat perubahan yang signifikan. Padahal pariwisata merupakan salah satu primadona sumber devisa secara nasional.
"Silahkan berwisata ke Danau Toba dan sekitarnya atau ke Kepulauan Nias, Anda akan melihat jalanan sangat buruk, yang membuat perjalanan menjadi lama dan sangat melelahkan," ungkapnya.
Sedangkan di bidang kesehatan, Sumut merupakan salah satu pasar utama Malaysia Healthcare. Setiap tahun pasien dari Sumut berobat ke negara tetangga ini meningkat. Penang menjadi salah satu tujuan utamanya.
Pada Januari-Juli 2019, ada 400 ribu pasien dari Indonesia berobat ke Malaysia, separuh atau sekitar 200.000 diantaranya berasal dari Sumut. Jika setiap pasien menghabiskan biaya rata-rata Rp 5juta, maka tidak kurang dari Rp1 triliun uang kita terbang ke Malaysia dalam satu semester. Dalam kaitan ini, mana RS yang sudah berhasil dibenahi Edy dan Ijeck?
"Ke depan, Edy dan Ijeck harus fokus dan konsisten mewujudkan janji-janjinya. Kalau tidak, mereka tidak akan pernah melakukan perubahan yang layak diingat selama memerintah. Selain tak punya prestasi yang dapat dibanggakan, Sumut hanya akan terkenal sebagai wilayah yang sarat korupsi, yang terkenal dengan semua urusan memakai uang tunai," tegas staf pengajar Magister Administrasi Publik UHN ini.