Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Transaksi uang elektronik di Sumatra Utara (Sumut) masih terpusat di Kota Medan. Dari total transaksi pada November 2019 sebanyak 2,32 juta, kontribusi Kota Medan sekitar 61% atau 1,41 juta transaksi. Sementara sisanya di kabupaten/kota lainnya seperti Deli Serdang, Binjai dan Pematang Siantar. Adapun mayoritas uang elektronik yang beredar merupakan 79% server-based dan 53% uang elektronik registered yang didominasi oleh pemain besar seperti OVO dan GoPay.
Kepala BI Perwakilan Sumut, Wiwiek Sisto Widayat, mengatakan, dominasi Medan sangat dipengaruhi semakin banyaknya merchant-merchant yang menawarkan pembayaran melalui server-based ini. "Tentu jumlahnya pasti lebih banyak dibandingkan daerah lain di Sumut. Apalagi generasi muda semakin merasa dimudahkan sehingga penggunaannya terus meningkat," katanya, Senin (13/1/2020).
Wiwiek mengatakan, BI memang terus mendorong penggunaan uang elektronik karena itu dapat mendorong penurunan penggunaan uang tunai. Meski sejauh ini penggunaan uang elektronik masih terpusat di Kota Medan, tapi diharapkan ke depannya daerah lain juga bisa meningkatkan kontribusinya. Apalagi kondisi ini kemungkinan besar disebabkan oleh faktor kebiasaan dalam menggunakan pembayaran secara tunai.
"BI berharap transaki uang elektronik akan terus melebar hingga daerah lainnya di Sumut. Harapannya daerah-daerah yang dekat dengan Medan seperti Deli Serdang, Binjai, dan Pematang Siantar bisa berkontribusi lebih dibandingkan daerah lainnya," kata Wiwiek.
Peningkatan transaksi non tunai utamanya memang didorong oleh upaya perluasan pembayaran berbasis elektronik dan pengembangan ekosistem pembayaran non tunai. Diantaranya transaksi jalan tol yang ikut berkontribusi besar.
Sementara itu, jumlah agen keuangan digital (LKD) pada November 2019 mencapai 18.021 LKD. Jumlah ini meningkat dibandingkan Oktober 2019 sebanyak 15.661 LKD.