Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Nisel. Terkait penyampaian Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Azhar Harahap, saat rapat dengar pendapat dengan Komisi B DPRD Sumut, Selasa (6/1/2020), sudah terdapat 35.886 ekor babi mati akibat terserang virus African Seine Flu (ASF). Tersebar di 16 kabupaten/kota. Jumlah tersebut masih sangat memungkinkan bertambah.
Disampaikannya dari 33 kabupaten/kota di Sumatera Utara yang kemungkinan peternakan babinya terjangkit virus ASF, hanya di Kepulauan Nias yang masih bisa terselamatkan.
Caranya adalah dengan cara mencegah masuknya babi dari luar. Jika tidak, babi di sana akan terjangkit dan dalam waktu tidak lama bermatian.
Menyikapi hal itu, Kadis Pertanian Nias Selatan, Norododo Sarumaha, menyampaikan pihaknya tidak akan mengeluarkan rekomendasi bila ada warga Nias Selatan yang ingin mendatangkan babi dari luar Kepulauan Nias.
Hal itu disampaikan Norododo Sarumaha, kepada medanbisnisdaily.com saat ditemui diruang kerjanya, Selasa (14/01/2020).
"Beberapa waktu lalu memang ada yang meminta rekomendasi kepada kita untuk mendatangkan babi dari luar Kepulauan Nias, tapi kita tidak memberikan rekomendasi yang dimaksud," ujar Norododo Sarumaha.
Norododo Sarumaha menyebutkan, ketidak diberikannya surat rekomendasi tersebut kepada penjual daging babi mengingat banyaknya babi yang terjangkit virus yang ada di daratan Sumatra Utara dan hal itu dapat menyebabkan penyebaran virus juga pada babi lokal.
Terkait virus babi ini, disampaikannya telah ada surat edaran Gubernur dan Kemendagri bagian Dirjen Peternakan untuk tidak mendatangkan ternak dari luar daerah.
Disampaikannya lagi, terkait virus babi ini yang ada di daratan Sumatera Utara belum menjalar di Kepulauan Nias, Norododo Sarumaha, menyampaikan bahwa pihaknya telah menyurati Camat dan petugas PPL untuk memberikan himbauan dan pemahaman kepada masyarakat agar tidak mendatangkan babi dari luar.
"Tidak tertutup kemungkinan memang terjadi (virus) itu, akan tetapi melalui PPL kita dilapangan telah memerintahkan untuk melakukan pendekatan-pendekatan dan himbauan kepada masyarakat terkait virus tersebut," Katanya
Dirinya menegaskan bahwa Dinas Pertanian Nias Selatan tidak akan memberikan atau mengeluarkan rekomendasi kepada penjual daging babi yang ingin mendatangkan babi dari luar Nias.
Diungkapkannya, belum ada ditemukan virus babi di Kepulauan Nias terutama di Nias Selatan. Namun pihaknya melalui petugas penyuhan atau PPL selalu mengecek dilapangan perkembangan virus babi tersebut."Jikalau ada gejala tentu ada action yang akan kita lakukan. Kita juga selalu koordinasi kepada Provinsi bila terjadi hal-hal seperti itu," tukasnya.