Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Situbondo - Warga Situbondo merasa aneh dengan serangan serangga misterius di Kecamatan Jatibanteng. Sebab, hanya rumah pasangan Pandi-Astuti di Desa Sumberanyar yang diserang.
Padahal, rumah pasutri itu berada di sebuah permukiman yang ramai. Jarak tiap rumah hanya 7-10 meter.
"Kalau lingkungan itu terbilang ramai dan padat. Satu RT di sana itu ada sekitar 25 KK. Tapi yang aneh, hanya rumah Pak Pandi yang didatangi serangga itu," kata Sekretaris Desa Sumberanyar, Rawiyanto saat dihubungi detikcom, Kamis (16/1/2020).
Keterangan yang diperoleh detikcom, 25 KK itu masuk Dusun Sumberanyar Selatan, RT 03 RW 02. Rumah warga saling berhadapan dengan posisi memanjang dari barat ke timur.
Jadi, rata-rata rumah warga menghadap ke utara dan selatan. Hanya rumah Pandi-Astuti yang posisinya menghadap ke timur dan berada di ujung barat.
Di samping kanan, kiri, serta area belakang rumah Pandi merupakan tegalan dan persawahan. Diduga, dari area tegalan atau persawahan itulah serangan serangga berasal.
"Ini kejadian pertama kalinya di sini. Makanya, warga di sini resah dan bingung, itu hewan apa. Karena baru sekarang ada hewan begitu, apalagi jumlahnya juga banyak," papar Rawiyanto.
Meski terbilang aneh, Rawiyanto enggan mengaitkan kedatangan ribuan ekor serangga ke rumah Pandi itu dengan hal-hal mistis atau di luar nalar. Menurut dia, kejadian itu murni karena faktor alam. Namun detailnya, pihaknya lebih memilih untuk menunggu hasil penelitian dan uji laboratorium yang dilakukan oleh instansi terkait.
"Kalau mistis atau tidak, saya tidak tahu. Yang pasti ini kejadian alam. Makanya, kami selalu meminta kepada warga agar selalu menjaga kebersihan rumah dan lingkungan," tambahnya.
Hal senada juga disampaikan Cung Jupri kepada detikcom. Anggota Trantib Kecamatan Jatibanteng itu mengatakan, serangan serangga di satu rumah itu memang terbilang aneh. Sebab, tak jauh dari rumah itu masih banyak rumah warga lainnya. Meskipun jaraknya tidak berdempetan, namun cukup berdekatan.
"Mungkin karena dekat dengan areal persawahan itu. Kalau dengan hal-hal berbau mistis, saya tidak tahu. Warga di sana juga tidak ada yang menyinggung soal (mistis, red) itu," kata Cung Jupri.
Cung menambahkan, upaya memberantas serangga dengan menyemprotkan pestisida hingga kini masih terus dilakukan. Meski belum optimal, tapi sudah banyak serangga yang mati akibat semprotan itu. Namun begitu, pemilik rumah tetap mengungsi karena aroma serangga yang cukup menyengat.dtc