Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Jika kita perhatikan sekarang ini, setiap memasuki beberapa supermarket maka mata kita akan disuguhi pemandangan tumpukan berbagai jenis coklat, boneka, dan segala jenis pernak-pernik hadiah yang diberi diskon bervariasi. Demam nuansa merah muda dan simbol hati akan kita dapati di mana-mana. Inilah pertanda sedang berada di bulan Februari , yaitu bulan yang katanya penuh dengan cinta, tepatnya dirayakan tanggal 14, hari ini.
Entah mana sejarah dari hari valentine ini yang paling benar. Tetapi jika kita bertanya kepada masyarakat maka banyak versi yang akan kita peroleh mengenai asal - usul penetapan hari valentine sebagai hari kasih sayang. Yang pasti tradisi ini tidak berasal dari Indonesia. Ini adalah tradisi yang mendunia hingga sampai ke Indonesia. Luar biasa bukan? Tak semua kisah yang mendunia, tak semua tradisi yang diterima banyak kalangan. Tapi siapa yang tak mengetahui hari valentine?
Ada yang mengatakan valentine itu hanya dirayakan sepasang kekasih. Ada yang mengatakan valentine itu dapat dirayakan dengan siapapun, karena itu adalah hari kasih sayang jadi sah - sah saja dirayakan dengan adik, kakak, teman, sahabat,, orangtua, dan tetangga sekalipun. Hari dimana kita seperti dianjurkan menunjukkan surprise kepada orang - orang terkasih.
Sekarang ini, hampir semua kalangan umur sudah merayakan valentine. Tetapi momen ini paling terasa di kalangan muda kita, terkhusus anak usia sekolah. Jadi sangatlah bijaksana jika Pak Nadiem selaku Menteri Pendidikan, memanfaatkan situasi ini untuk menyentuh rasa dan mendidik moral peserta didik lewat anjuran perayaan valentine di sekolah - sekolah.Tidak bisa menolak, kita sudah menjadi bagian dari globalisasi. Jika hari valentine itu penting bagi generasi milenial kita, mengapa tidak kita manfaatkan sebagai waktu bersama mereka mengajarkan cinta yang bertanggung - jawab.
Ada sekolah yang memberi waktu untuk perayaan valentine. Sebagian sekolah tidak begitu peduli dengan hari kasih sayang, dan malah banyak yg menentang keras perayaan ini! Tetapi, semakin ditentang nyatanya kegiatan valentine tetap dirayakan para peserta didik secara diam - diam maupun terang - terangan dan tidak terbendung. Selama yang mereka lakukan dalam perayaan valentine ala milenial itu masih sesuai batas jalur yang benar tentu tidak masalah. Yang kita cemaskan, jika mereka merayakannya dengan cara yang salah.
Banyak orang tua dan pihak sekolah melarang keras perayaan valentine ini, karena tingginya kasus seks bebas di kalangan generasi muda sebagai perwujudan kasih sayang mereka. Padahal jelas perbuatan itu salah total di mata kita dan dapat merusak masa depannya. Nyatanya, semakin ditentang sekolah semakin semangat mereka tetap melakukannya. Dapatkah kita menahannya?
Karena itu tidak zamannya lagi perayaan ini untuk dilarang, tetapi malah seharusnya dimanfaatkan sebagai momen bersama yang dilaksanakan sekolah untuk memberi pendidikan moral yang baik. Bagaimana kita seharusnya mengajarkan anak - anak cara mencintai dengan benar, mengungkapkan kasih sayang yang tepat. Bisa berupa seminar - seminar, penyerahan hadiah pada orang tersayang, stan up comedy, pementasan drama, puisi, musik, dan kegiatan - kegiatan bertemakan kasih sayang lainnya.
Banyak manfaat yang akan kita peroleh dari kegiatan - kegiatan demikian. Momen kebersamaan pendidik (sekolah), orang tua dan dan peserta didik saat itu tentu akan menjadi salah satu wujud komunikasi yang sangat baik, lebih santai dan mungkin akan penuh rasa haru. Peserta didik akan diposisikan sebagai sosok yang dimengerti, dan mendatangkan rasa nyaman baginya untuk berbagi dengan lingkungannya. Ada keterbukaan dan saling menerima antara orang tua dengan anak - anaknya.
Luar biasa bukan? Ayolah, tidak waktunya lagi membangun hubungan yang kaku dengan anak - anak kita! Hubungan kaku yang akhirnya dengan gampang dimanfaatkan pihak - pihak yang ingin merusak generasi kita. Generasi yang jauh dari dampingan orang tua.
Sangat tidak tepat lagi mengeluarkan edaran - edaran tentang larangan - larangan perayaan valentine, tetapi mari duduk bersama anak - anak kita, bagaimana momen ini bisa membawa pesan positif untuk pergaulan mereka. Slogan Menteri Pendidikan kita Pak Nadiem yaitu #MerdekaBelajar dan #MerdekaMengajar akan sangat cerdas jika diterapkan pada saat begini. Jangan biarkan anak - anak kita merayakan hari kasih sayang yang menurutnya baik itu, dalam kesendirian dan ketidakdewasaanya.
Pak Menteri punya kekuatan saat ini menganjurkan sekolah dan stakeholder pendidikan agar kebersamaan mendidik anak - anak kita dengan menangkap momen yang tepat seperti Valentine saat ini, di mana anjuran itu akan menjadi tameng bagi sekolah dalam perayaannya.
Marilah kita menciptakan pendidikan iyang benar - benar hadir sebagai kebutuhan mereka generasi muda kita, bukan menjadi momok yang menakutkan. Pak Menteri, katakan kepada anak-anak peserta didik kita,"
"Sekolah be your valentine!"
===
Penulis adalah seorang pendidik di Medan.
===
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya orisinal, belum pernah dimuat dan tidak akan dimuat di media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPG) dan data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan). Panjang tulisan 5.000-6.000 karakter. Tulisan sebaiknya tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]