Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad memutuskan untuk mengundurkan diri. Keputusannya itu telah dia tuangkan dalam surat yang ditujukan kepada Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah hari ini.
Mahathir sendiri menjabat sebagai PM Malaysia sejak Oktober 2018. Itu kedua kalinya dia menjadi PM Malaysia, sebelumnya dia sudah menjadi pada periode 1981-2003.
Kinerjanya di bidang ekonomi pada tahun terakhirnya kurang menggembirakan. Melansir Reuters, Senin (24/2/2020), Bank Negara atau bank sentral Malaysia mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Malaysia di kuartal IV-2019 hanya 3,6%.
Pertumbuhan itu merupakan pertumbuhan ekonomi paling lambat dalam satu dekade terakhir. Penyebabnya lantaran output yang lebih rendah dari minyak sawit, minyak mentah dan gas alam, serta penurunan ekspor di tengah perang dagang AS-China.
Laju pertumbuhan ekonomi itu juga lebih lambat dibandingkan pertumbuhan ekonomi Malaysia di kuartal III-2019 sebesar 4,4%. Angka itu juga jauh di bawah perkiraan dalam pooling yang dilakukan Reuters yakni 4,2%.
Baca juga: RI Mulai 'Angkat Senjata' Lawan Diskriminasi Sawit di Uni Eropa
Jika dilihat secara setahun penuh, pertumbuhan ekonomi Malaysia di 2019 juga hanya 4,3%. Angka pertumbuhan itu paling rendah sejak 2016. Angka itu juga jauh di bawah proyeksi pemerintah Malaysia 4,7%.
Meski begitu, neraca dagang Malaysia masih dalam keadaan prima. Ekspor Malaysia naik untuk pertama kalinya dalam lima bulan pada bulan Desember 2019. Hal itu karena meningkatnya permintaan untuk barang-barang manufaktur dan pertanian.
Ekspor tumbuh 2,7% dari tahun sebelumnya, dibandingkan dengan perkiraan penurunan 1,0% oleh analis yang disurvei dalam jajak pendapat Reuters.
Sementara impor Malaysia pada Desember 2019 naik 0,9% dari tahun sebelumnya. Sementara pada November 2019 impor Malaysia turun 3,6%.
Neraca dagang Malaysia pada 2019 pun surplus 12,6 miliar ringgit (US$ 3,06 miliar), naik dari 6,5 miliar ringgit pada bulan sebelumnya.(dtf)