Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Produsen minyak menghadapi penurunan permintaan terbesar untuk produk mereka karena dampak virus corona yang menyebar ke seluruh dunia. Dengan kondisi itu, OPEC dan sekutunya menimbang tindakan darurat.
Perusahaan riset IHS Markit menyatakan permintaan minyak akan mengalami rekor penurunan pada kuartal pertama, lantaran sekolah dan kantor tutup, maskapai membatalkan penerbangan, dan semakin banyak orang yang tidak menghuni rumah.
Sebagian besar penurunan permintaan dapat dilacak ke China, di mana virus corona menyebabkan apa yang menurut IHS Markit sebagai 'unprecedented stoppage' aktivitas ekonomi.
Berkurangnya konsumsi ini bakal meluas dan IHS Markit memperkirakan permintaan global turun 3,8 juta barel per hari di kuartal I, di mana permintaan kuartal I 2019 sebanyak 99,8 juta barel per hari.
"Ini tiba-tiba, kejutan permintaan yang instant-dan skala penurunan belum pernah terjadi sebelumnya," kata Jim Burkhard, Vice President and Head of Oil Markets IHS Markit.
Virus corona telah mendorong minyak ke 'bear market' dengan Brent berjangka sebagai patokan global US$ 52,65 per barel lebih rendah 23% di bawah level tertinggi awal Januari. Minyak AS diperdagangkan pada US$ 48,22, hampir 24% di bawah level tertinggi.dtc