Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sineas Medan yang sedang menggarap film A Thousand Midnight in Kesawan dan sempat menjadi korban pemerasan sejumlah preman di daerah Kesawan, Medan, mengaku merasa tak nyaman dengan peristiwa itu. Mereka berharap, peristiwa itu tidak terjadi lagi. Hal itu dikatakan salah seorang kru film itu, Djenni Buteto Saragih kepada medanbisnisdaily.com, Kamis (12/3/2020)
"Memang, bisa saja kena lagi. Tapi kami belum buat laporan ke Polsek Medan Barat seperti yang diarahkan petugas. Belum sempat ke situ," kata Djenni.
Seperti diberitakan sebelumnya, aksi premanisme itu terjadi saat hari pertama syuting film A Thousand Midnights in Kesawan, Selasa malam (10/3/2020). Akibatnya pengambilan gambar beberapa scene terpaksa molor. Disebutkan, saat proses pengambilan gambar, tiba-tiba muncul 4 orang pemuda berusia 30-an tahun dan meminta sejumlah uang.
“Awalnya mereka datang nanya-nanya. Ya kita jawab apa adanya. Lalu mereka minta uang dan tidak kami kasih. Kami coba lapor ke pos polisi di sana, tapi karena itu pos polisi lantas, jadi kami disuruh lapor ke Polsek Medan Barat langsung,” kata Djenni.
Kepala Kepolisian Daerah Sumatra Utara (Kapoldasu) Irjen Pol Martuani Sormin, sendiri belum lama ini menegaskan komitmennya memberantas preman di Kota Medan. Begitu juga dengan Pemko Medan, yang mewacanakan akan membuat Kesawan seperti Malioboro dengan konsep aman dan nyaman. Realisasi wacana itu tentu sangat ditunggu-tunggu masyarakat, khususnya para insan kreatif di Medan.