Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Di tengah gegernya penyebaran virus corona, fenomena panic buying menyebabkan permintaan akan komoditas pangan meningkat. Meningkatnya permintaan ini menyebabkan harga komoditas pangan naik, bahkan ada yang naiknya lebih dari 100% seperti bawang bombai.
Selain itu, harga bahan pokok lainnya seperti cabai rawit merah dan telur ayam ras juga mengalami kenaikan. Berdasarkan data Pusat Infomasi Harga Pangan Strategis Nasional, harga cabai rawit merah hari ini tembus Rp 47.800 per kilogram (kg) dan telur Rp 26.300/kg. Lalu, berdasarkan informasi dari seorang warga Jakarta Barat, Ana, harga telur ayam ras di Pasar Tomang tembus Rp 27.000/kg, dan cabai rawit merah Rp 50.000/kg.
Namun, Menteri Perdagangan dalam teleconference kemarin, Rabu (18/3) menilai kenaikan harga komoditas pangan masih terbilang normal. Sementara, menurut Wakil Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Sarman Simanjorang, kenaikan harga komoditas pangan yang terjadi saat ini tidak normal.
Ia menuturkan, kenaikan harga biasanya terjadi pada 10 hari menjelang bulan Ramadhan. Perlu diketahui, bulan Ramadhan sendiri jatuhnya di akhir April 2020.
"Kalau saat ini memang kita lihat harga-harga itu memang tidak normal, artinya kenaikan tidak standar. Kalau di bulan Ramadhan naik 10-20% itu wajar saja," ungkap Sarman, Kamis (19/3/2020).
Ia mengatakan, kenaikan harga ini penyebabnya kembali lagi pada pasokan yang menipis. Mengenai indikasi penimbunan oleh pedagang pasar, menurutnya pedagang sendiri tak memiliki stok cukup untuk disimpan.
"Pedagang itu kan sederhana saja, kalau lancar supply-nya, harga tidak akan naik. Teorinya itu saja, apalagi pedagang pasar berapa sih stoknya. Kan nggak banyak, paling 50-100 kilogram (kg). Jadi tergantung distribusinya. Kalau lancar suplainya ya tidak ada masalah," jelas Sarman.
Untuk mengantisipasi harga lebih melonjak, terutama 10 hari menjelang Ramadhan, ia meminta pemerintah segera mengamankan stok dan memberi pernyataan tegas pada masyarakat bahwa pasokan pangan tersedia.
"Makanya kami katakan supaya 10 hari menjelang Ramadhan pemerintah sudah harus memastikan ke pasar bahwa stok kita berlimpah, sehinggga harga tidak bergejolak. Psikologi pasar dan masyarakat itu harus dijaga. Mudah-mudahan bisa kita warning itu 2 minggu sebelumnya, artinya pertengahan April kita sudah punya stok melimpah itu lebih bagus lagi," pungkas dia.(dtf)