Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com -Medan. Setelah sempat mengalami penguatan yang cukup signifikan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sesi kedua justru berbalik melemah dan banyak diperdagangkan di teritori negatif. IHSG ditutup turun 1,3% di level 3.937,63. Tekanan pada IHSG hari ini disebabkan oleh sejumlah masalah fundamental yang tetap dibayangi oleh penyebaran corona yang tetap menghantui pasar.
Kinerja IHSG pada hari ini juga bertolak belakang dengan kinerja Dow Futures yang justru mengalami penguatan lebih dari 4%. Indikator kemungkinan membaiknya Dow Jones itu ternyata tidak mampu menjadi kabar baik bagi IHSG. Sementara itu, sejumlah bursa di Eropa juga dibuka menguat yang juga tidak mampu menjadi sentimen pendorong penguatan IHSG.
"Saya menduga IHSG banyak disetir oleh sentimen internal diantaranya adalah sebaran corona di tanah air. Hal ini lebih mendominasi perdagangan dibandingkan dengan masalah lainnya. Apalagi kabar terakhir, ada 24 provinsi di Indonesia yang sudah menemukan kasus corona di setiap wilayahnya," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Selasa (24/3/2020).
Kabar tersebut menambah kekhawatiran pelaku pasar, yang cenderung mengabaikan sentimen positif eksternal pada hari ini. Ke depan, menurut Gunawan, melihat semakin buruk pemberitaan mengenari corona, maka semakin besar dampak negatif yang bisa menjalar ke pasar keuangan. Penyebaran corona di tanah air membuat IHSG bergerak anomali dibandingkan dengan bursa Asia lainnya.
Sementara itu, kinerja mata uang rupiah pada perdagangan hari ini terpantau stabil dikisaran 16.500/dolar Amerika Serikat (AS). Tidak seperti perdagangan sehari sebelumnya dimana rupiah sempat bergejolak sekalipun mampu ditutup di bawah 17.000/dolar AS. Hari ini rupiah terlihat bergerak stabil dalam rentang 16.470 hingga 16.500/dolar AS.
"Tekanan terhadap mata uang rupiah mulai mereda pada hari ini. Kita berharap bahwa pulihnya kondisi pasar keuangan di Eropa maupun AS mampu menjadi kabar baik buat rupiah. Di tengah kondisi seperti ini, penguatan rupiah akan lebih banyak menolong kita dalam berhadapan dengan situsi sulit khususnya dalam pengendalian harga bahan pokok," kata Gunawan.