Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Kalangan dunia usaha di Sumatra Utara (Sumut) mulai khawatir dengan pandemi virus corona yang kian meluas. Meski hingga kini operasional pabrik-pabrik masih jalan, tapi tidak sedikit yang sudah memangkas produksi terutama yang produknya berorientasi ekspor. Bahkan pengusaha memperkirakan, jika kondisi seperti saat ini berlangsung 1-2 bulan lagi, maka sekitar 80% perusahaan terancam kolaps.
"Karena banyak kewajiban perusahaan yang harus dipenuhi. Mulai dari gaji, kewajiban bank, operasional perusahaan dan banyak lagi. Jadi jika terus seperti ini hingga 2 bulan lagi, pasti perusahaannya akan kolaps. Apalagi bagi usaha yang berorientasi ekspor. Sekarang banyak negara tujuannya sedang lockdown," kata Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Laksamana Adiyaksa, Jumat (27/3/2020).
Dikatakan Laks, komunitas perusahaan di Sumut lagi berbicara bagaimana kondisi ke depan terutama yang menyangkut karyawan. Meski sudah sepakat tidak akan ada pemutusan hubungan kerja (PHK), tapi kemungkinan apakah dirumahkan atau seperti apa. Karena Menteri Tenaga Kerja juga tidak berani memutuskan harus seperti apa dengan kondisi saat ini.
Jika merujuk pada Sumut, persentase perusahaan yang tidak related (terkait) dengan virus corona memang lebih banyak. Sementara yang related yakni perusahaan-perusahaan di sektor kesehatan dan bahan pangan, cukup sedikit. Karena itu, jika kondisi saat ini berlangsung 1-2 bulan lagi, akan banyak pabrik yang berhenti produksi.
Selain negara tujuan yang sedang lockdown, sejumlah pabrik juga mulai kesulitan untuk tetap beroperasi karena sebagian bahan bakunya merupakan impor.
Dikatakan Laks, untuk saat ini pengusaha masih akan melihat bagaimana efek virus corona secara keseluruhan. "Kita harapkan jangan semakin memburuk. Karena jika sudah membawa efek ke lingkungan kerja, maka operasional harus dihentikan. Jika tidak dihentikan pun, pekerja pun tidak berani datang. Nah, jika tidak bekerja, pekerja akan bagaimana. Kondisi ini adalah kondisi yang tidak diinginkan semua pihak. Jadi akan terus kami pantau sehingga akan mengetahui langkah-langkah apa yang akan diputuskan ke depan," kata Laks.
Untuk saat ini, kata Laks, pabrik-pabrik yang beroperasi kesulitan mendapatkan alat pelindung diri (APD). Meski tidak mengharapkan seluruh pekerja pabrik bisa mendapatkannya, tapi harus ada distribusi khusus ke perusahaan yang bergerak di sektor pangan.
"Para pekerja di sektor pangan saat ini terus bekerja. Meski sudah ada work from home, tapi tidak semua bidang bisa melakukannya," kata Laks.
Selain itu, Laks juga mengatakan, Pemerintah Provinsi Sumatra Utara (Pemprov Sumut) harus mulai memikirkan untuk membatasi orang-orang dari daerah epicentrum Corona seperti Jakarta. Dengan begitu, penyebarannya bisa ditekan. Kalangan pengusaha sendiri, sudah banyak membatalkan perjalanan bisnis antar kota di Indonesia demi terhindar dari virus corona.