Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Istanbul. Wali Kota Istanbul mendesak penerapan lockdown di kota terbesar di Turki itu setelah melaporkan jumlah kasus virus corona terbanyak. Wali Kota Ekrem Imamoglu pun mengkritik kurangnya koordinasi dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan dalam menghadapi pandemi COVID-19.
Pemerintah Turki telah mengumumkan langkah-langkah untuk mengendalikan penyebaran virus, mulai dari menutup sekolah-sekolah, melarang ibadah massal, menghentikan penerbangan internasional hingga melarang perjalanan antarkota.
Namun pemerintahan Erdogan hingga kini bersikeras menolak menerapkan langkah-langkah lockdown. Erdogan hanya mendesak warga Turki untuk menyesuaikan diri dengan kondisi "karantina sukarela".
Menurut data resmi yang dirilis Kamis (2/4), Turki telah mencatat total 18.135 kasus infeksi virus corona dengan 356 kematian. Dari jumlah kasus nasional, sebanyak 60 persen kasus dan 117 kematian telah dilaporkan di Istanbul yang berpenduduk sekitar 15 juta jiwa.
"Kami sadar bahwa Istanbul telah menjadi episentrum. Kami memiliki jumlah kasus dan total kematian nyaris 10 hingga 11 kali lipat dibandingkan Izmir atau Ankara. Ini menunjukkan bahwa jika kita bisa mengendalikan situasi di Istanbul, kita bisa meredakan Turki," tutur Imamoglu seperti dikutip kantor berita AFP, Jumat (3/4/2020).
"Ketika kita melihat apa yang dilakukan di tempat-tempat lainnya di dunia, kami percaya bahwa dua atau tiga pekan lockdown di Istanbul akan menjadi langkah yang bisa menurunkan jumlah kasus, dan atau kematian," imbuhnya.
"Keputusan ini harus diambil oleh kabinet, oleh presiden. Insya Allah, lockdown akan diumumkan," ujar Imamoglu.
Ketika ditanya apakah permintaan untuk lockdown ini telah disampaikan kepada Erdogan, Imamoglu menjawab: "Saya telah meminta (untuk panggilan telepon) dengan presiden namun saya belum mendapat kabar darinya."
Sejak terpilih menjadi wali kota pada Juni 2019 lalu, Imamoglu dari partai oposisi, CHP dianggap sebagai penantang utama Erdogan untuk pemilihan presiden mendatang. Imamoglu dan pemerintah pusat kerap kerap menunjukkan ketidaksesuaian, yang makin terlihat jelas saat pandemi virus corona ini.
Bahkan hubungan Imamoglu dengan Erdogan makin memanas. Contohnya, pekan ini Imamoglu meluncurkan kampanye donasi "Kita akan Berhasil Bersama" untuk membantu penduduk miskin dengan uang tunai dan barang-barang kebutuhan.
Namun kampanye itu disebut ilegal oleh Erdogan, yang juga telah meluncurkan kampanye "Solidaritas Nasional" untuk menggalang dana dan menyerukan para pengusaha dan warga kaya untuk menyumbang. Erdogan juga telah menyumbangkan sebagian gajinya untuk kampanye tersebut.
Erdogan menyebut kampanye Imamoglu sebagai gagasan yang memberikan kesan adanya "negara dalam negara."(dtc)