Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pemerintah daerah (pemda), baik tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota, diusulkan untuk mendatangkan alat pelindung diri (APD) dan alat-alat kesehatan (alkes) dari Cina. Sebab, sejak wabah virus corona (Covid-19), APD sulit ditemui akibat tingginya permintaan.
Bakal Calon (Balon) Wakil Wali Kota Medan dari Partai Gerindra, Suryani Paskah Naiborhu, mengatakan, saat ini tenaga medis di Sumut, khususnya di Medan, sulit untuk memeroleh APD dan alkes. Padahal APD dan alkes mutlak dibutuhkan untuk melindungi dokter dan perawat agar tidak terpapar virus corona.
"Hal ini sangat memprihatinkan, karena dokter dan perawat merupakan garda terdepan dalam memerangi pandemi virus corona ini. Namun perlindungan akan kesehatan mereka belum bisa terpenuhi maksimal," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (3/4/2020).
Sementara industri dalam negeri saat ini masih sulit untuk memenuhi pasokan sesuai kebutuhan akibat terbatasnya kapasitas produksi. Beberapa contoh APD dan alkes yang sangat diperlukan saat ini adalah hazmat suit (pakaian khusus), ventilator dan matras pendingin yang berfungsi untuk menurunkan suhu panas tubuh.
Pemerintah pusat, lanjutnya, telah memberikan kemudahan impor APD, dengan membebaskan bea masuk hingga 30 Juni 2020. Dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga telah mengizinkan untuk penunjukan langsung dalam pengadaan barang dan jasa karena ini dalam kondisi darurat . Hal ini sesuai dengan prinsip Salus Populi Suprema Lex , keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi .
Pemeriksaan impor alat kesehatan yang biasa dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Perdagangan dan Bea Cukai sudah dipersingkat oleh pemerintah pusat. "Sudah ada jalur-jalur online yang bisa digunakan untuk minta izin masuk," tuturnya.
Karena itu, untuk menutupi kekurangan APD dan alkes di Sumut, khusus di Medan, pemda melalui badan usaha milik daerah (BUMD) dapat berinisiatif untuk mendatangkan APD tersebut.
"Saat ini negara yang terlihat siap adalah Cina, karena industrinya telah beroperasi kembali, pasca wabah virus corona di negara tersebut," ujar satu-satunya balon perempuan Wakil Wali Kota Medan dari Partai Gerindra itu.
Suryani mengatakan, diperlukan emergency plan dalam kasus wabah virus corona ini. Terlebih Badan Intelijen Negara (BIN) memprediksi bahwa jumlah warga yang positif virus corona bisa mencapai 100.000 orang. Sehingga tenaga medis sebagai garda terdepan perlu APD yang memadai agar mereka bisa bekerja dengan tenang.
"Secara nasional, banyak tenaga medis, baik dokter maupun perawat, yang sudah terpapar virus corona saat menjalankan tugasnya. Beberapa di antaranya meninggal. Ini harus menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Sumatra Utara (Pemprovsu), pemerintah kabupaten dan kota," tegasnya.
Kota Medan sendiri, lanjutnya, telah menjalin hubungan sister city dengan Kota Chengdu, Cina. Dan di Kota Medan telah hadir kantor konsulat jenderal Cina. "Artinya, hubungan ini dapat mendukung untuk memudahkan dan mempercepat pengadaan APD dari Cina," ujarnya.
Sedangkan teknis impor, lanjutnya, dapat dilakukan dengan menggunakan BUMD yang mampu melaksanakannya, dengan memakai skema business to business (B to B) atau skema lain, yang bisa mendukung percepatan pengadaan produk APD tersebut.
Pemda seyogyanya bisa melakukan diskresi melalui suntikan penyertaan modal kepada perusahaan daerah maupun BUMD untuk impor APD dan alat pendukung medis lainnya dari Cina.
"Jadi jangan kita hanya berharap bantuan APD dan alkes dari pemerintah pusat saja, pemda harus bisa berinisiatif untuk mendatangkan APD secara cepat. Sebab, pemerintah pusat melalui BUMN seperti PT RNI juga telah berinisiatif mengimpor alat-alat kesehatan dari luar negeri," tegasnya.
Suryani Paskah Naiborhu berharap, kebutuhan APD untuk tenaga medis dan alkes tersebut dapat segera terpenuhi, sehingga dokter dan perawat merasa terlindungi dalam menjalankan tugasnya.