Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Kedutaan Besar (Kedubes) Republik Rakyat China (RRC) untuk Indonesia menerbitkan keterangan terkait ratusan warga negara Cina yang gagal terbang ke Guangzhou, Cina. Kedubes Cina mengatakan belum menerima aplikasi apapun dari penerbangan Garuda.
Informasi tersebut tertuang dalam situs resmi Kedubes Cina untuk Indonesia pada Jumat (3/4/2020). Disebutkan, pihak Cina bersama Indonesia telah melakukan penangguhan penerbangan sejak bulan Februari 2020.
"Pada bulan Februari 2020, pemerintah Indonesia mengumumkan penundaan penerbangan langsung antara Cina dan Indonesia, dan menegaskan kembali kebijakan terkait pada bulan Maret. Apabil ada pihak Cina dan Indonesia yang hendak melakukan penerbangan temporer maka perlu bernegosiasi dan mendapatkan persetujuan resmi terlebih dahulu," tulis keterangan di situs tersebut yang dilihat detikcom pada Minggu (5/4/2020).
"Departemen Penerbangan Sipil Cina belum menerima pengajuan permohonan terkait hal ini (penerbangan) dari maskapai penerbangan Indonesia, Garuda," sambung keterangan Kedutaan Cina untuk RI itu.
Pihak Kedubes Cina menyatakan rasa keprihatinan atas kejadian batalnya kepulangan WN Cina pada Jumat (3/4) kemarin. Otoritas Cina meminta agar penerbangan Garuda dapat menangani masalah tersebut.
Lebih lanjut Kedubes Cina mengatakan sangat mementingkan dan melindungi warganya. Dikatakan, pihak China akan menindaklanjuti masalah tersebut.
"Kedutaan Besar Cina di Indonesia sangat mementingkan untuk melindungi kesehatan, keselamatan, dan hak serta kepentingan warga negara Cina, dan akan terus menindaklanjuti masalah ini," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 208 warga negara Cina yang mencarter pesawat Garuda ditolak mendarat di Cina. Mereka sempat tertahan di Bandara Soekarno-Hatta, Indonesia, 3 April kemarin. PT Garuda Indonesia memberi penjelasan terkait insiden itu.
Dirut PT Garuda Irfan Setiaputra menjelaskan, pesawat Garuda yang ditumpangi 208 WN China itu adalah pesawat yang dicarter sebuah agen. Dia menegaskan Garuda hingga kini masih menyetop penerbangan ke Cina.
"Yang carter sebuah agen," ujar Irfan saat dimintai konfirmasi detikcom, Minggu (5/4/2020).
Terkait dengan penolakan mendarat, Irfan menjelaskan kesepakatan antara Garuda dan agen adalah Garuda mengurusi penumpang saja. Sedangkan yang mengurus izin mendarat adalah pihak agen, yang keputusannya diambil otoritas Cina.
"Kita sudah sepakat untuk urusan penumpang, agen tersebut akan mengurus surat-surat izin dari otoritas Cina," katanya.dtc