Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Seniman di Deli Serdang merasa dianaktirikan. Pasalnya, sejak wabah corona melanda dalam beberapa bulan terakhir, mereka telah kehilangan job. Kebijakan pemerintah yang membatalkan even seni dan wisata membuat mereka kehilangan panggung. Maklum bagi seniman, tak manggung berarti tak makan.
Bantuan dari Pemkab Deli Serdang yang diharapkan pun tak kunjung diterima. Padahal selama ini mereka ikut berperan mengisi kegiatan-kegiatan pemerintah. Tapi sekarang para seniman ini merasa "habis manis sepah dibuang".
"Pandemi corona benar-benar telah membuat seniman di Deli Serdang mati kutu. Puluhan even kesenian dibatalkan dan berbagai program kegiatan yang sudah dirancang, tertunda pelaksanaannya. Ironisnya, sampai hari ini tidak sedikitpun ada perhatian dari Pemkab Deli Serdang terhadap nasib para seniman dan pekerja kesenian tersebut," kata kata Sekretaris Forum Sastrawan Deli Serdang (Fosad) Sugeng Satya Dharma kepada medanbisnisdaily.com, Kamis (23/4/2020).
Padahal, sambung Sugeng, dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Sumatera Utara, Deli Serdang adalah kabupaten memiliki seniman dan pekerja seni yang cukup besar jumlahnya. Tapi tak satu pun dari bantuan itu yang ditujukan untuk komunitas seniman, katanya.
Sugeng mengaku tak tahu pasti kenapa Pemkab Deli Serdang tak melihat fakta kehidupan seniman yang menjadi korban corona ini. Namun, ia menduga hal itu disebabkan buruknya komunikasi yang dijalankan aparat Pemkab Deli Serdang, khususnya yang bertugas di sektor kebudayaan, dengan para seniman.
“Selama ini seniman di Deli Serdang memang hanya dibutuhkan ketika Pemkab sedang punya hajatan yang melibatkan pertunjukan kesenian. Setelah hajatan itu usai, seniman pun dilupakan. Ini fakta yang sudah berjalan bertahun-tahun,” ujarnya.