Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pandemi virus Corona (COVID-19) tak bisa dipungkiri telah memukul berbagai sektor properti, terutama lini bisnis perhotelan. Berdasarkan catatan Colliers International, rata-rata tingkat hunian kamar hotel di Asia Pasifik anjlok menjadi hanya 42,1% dan tarif sewa hariannya turun menjadi US$ 97,86 setara Rp 1,46 juta/kamar. Meski demikian, rata-rata penurunan tersebut dinilai tidak menguat bahkan selama wilayah ini mengalami krisis keuangan global.
"Lantaran adanya pembatasan perjalanan hingga lockdown yang diterapkan pemerintah di seluruh dunia menanggapi COVID-19 ini, hotel-hotel di seluruh Asia Pasifik memiliki kinerja yang buruk selama kuartal I-2020 lalu," ujar Direktur Eksekutif Layanan Penilaian dan Konsultasi Colliers Govinda Singh dalam rilis resmi yang diterima, Jumat (22/5/2020).
Melihat perkembangan tersebut, Singh menyimpulkan bahwa dalam waktu dekat pun, industri perhotelan di kawasan ini belum bisa langsung pulih seperti yang diharapkan. Untuk itu, stimulus dari pemerintah masing-masing negara di wilayah itu sangat diharapkan hadir demi menyelamatkan bisnis tersebut dari keterpurukan yang lebih dalam lagi.
"Prospek ekonomi untuk industri perhotelan di kawasan ini diperkirakan akan tetap landai mengingat ketidakpastian yang berkelanjutan. Untuk itu kami mengharapkan paket stimulus yang kuat dari pemerintah. Sebab kebijakan dan fundamental ekonomi yang kuat dapat menjadi bantalan terhadap dampak jangka pendek sekaligus menempatkan posisi industri ini pada posisi yang kuat saat pemulihan akhirnya terjadi," tuturnya.
Tak hanya itu, pelaku usaha di sektor ini juga diharapkan bisa menyesuaikan diri dengan baik dan memposisikan diri pada kondisi terburuk sekalipun. Tujuannya, agar tetap bisa bertahan dan dapat bangkit dalam sekejap.
"Kami merekomendasikan kepada para pelaku bisnis perhotelan untuk meninjau kembali strategi bisnis mereka dan memposisikan diri mereka untuk peningkatan kasus yang mungkin terjadi. Hotel harus mengadopsi pendekatan proaktif terhadap komunikasi untuk menjaga kepercayaan di antara pemangku kepentingan," sambungnya.
Singh bahkan tak menyarankan opsi menurunkan tarif kamar sebagai solusi dari permasalahan yang dihadapi. Melainkan, ia menyarankan pebisnis hotel untuk bisa mengambil pendekatan yang lebih bijaksana untuk meningkatkan strategi penetapan harga.
"Kami tidak menganjurkan hotel untuk menurunkan tarif kamar karena strategi itu tidak mungkin bisa mendorong hunian di tengah pandemi ini dan cara ini membuat proses pulih industri hotel malah menjadi lebih lama. Sebaliknya, kami menyarankan hotel mengambil pendekatan yang lebih bijaksana untuk mengembangkan strategi penetapan harganya," tambahnya.(dtf)