Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Ian Ward dalam bukunya "Politics Of The Media" (1995) menyebutkan bahwa iklan politik terang-terangan menggunakan media massa untuk propaganda dan bertujuan membujuk. Sedangkan berita didasari sebuah objektivitas atas sebuah peristiwa.
Nah, di sinilah dilemanya. Sebab seringkali apa yang disebut sebagai berita politik juga mengandung iklan politik. Ketika seorang capres-cawapres atau calon anggota legislatif (caleg) menghadiri deklarasi sebuah komunitas untuk mendukungnya, tidakkah berarti itu merupakan iklan politik?
Tak dimungkiri bahwa fakta peristiwanya memang ada. Bukan fiktif. Unsur berita, seperti apa, siapa, di mana, kapan, mengapa dan bagaimana juga terpenuhi. Apalagi mendukung seorang kandidat itu pun adalah hak politik.
Pers harus bagaimana? Yang pro akan mengatakan bahwa itu adalah berita kampanye Pilpres atau Pileg. Termasuk berita juga. Yang kontra, mungkin akan mengatakan, bahwa itu bukan berita, melainkan sebuah iklan politik.
Wah, bagaikan memakan buah simalakama juga. Saya renung-renungkan lebih dalam, antara politik dan marketing sesungguhnya terdapat perbedaan yang mendasar. Saya kira, di dalam politik yang "dijual" adalah sesuatu yang intangible. Misalnya, nilai-nilai, program dan gagasan.
Beda dengan marketing yang "menjual" yang tangible.Yakni, produk atau jasa. Dalam hal Pilpres dan Pileg, tentu saja "menjual" sang kandidat. Sory, mirip iklan sebuah produk yang tagline-nya, "orang pintar minum.....?
Memang, beda antara iklan dan marketing politik hanya sekulit bawang. Marketing politik bukanlah "menjual" kandidat pemimpin kepada para pemilih bak iklan otomotif dan properti. Tapi sebuah strategi mengkomunikasikan sang kandidat dengan pemilih melalui problem yang dihadapi sebuah bangsa dan negara.
Pendapat ini mungkin melawan arus. Apa boleh buat. Berita-berita politik pun akan terus berseliweran di media cetak, elektronik dan online, meskipun mengandung iklan politik yang sukar menghindarinya. Setidaknya berada di zona abu-abu? Halo, apa kabar KPU, Bawaslu dan Dewan Pers? Halo, halo...(Bersihar Lubis)